Rabu 24 Jan 2024 16:15 WIB

Sulteng Masuk Musim Hujan, BMKG Ingatkan Warga Perkuat Kewaspadaan Bencana

Warga Sulteng diimbau memperkuat mitigasi ancaman bencana hidrometeorogi.

Red: Qommarria Rostanti
Papan peringatan bencana tsunami di Sulawesi Tengah (ilustrasi). BMKG mengingatkan warga Sulteng memperkuat mitigasi mandiri menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Papan peringatan bencana tsunami di Sulawesi Tengah (ilustrasi). BMKG mengingatkan warga Sulteng memperkuat mitigasi mandiri menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga di Sulawesi Tengah (Sulteng) agar memperkuat mitigasi mandiri menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi. Hal ini dinilai penting dilakukan karena Sulteng sudah memasuki musim hujan.

"Sulawesi Tengah telah memasuki musim hujan, sehingga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir, tanah longsor, ataupun angin puting beliung," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufi Palu, Nur Alim, di Palu, Rabu (24/1/2024).

Baca Juga

Menurut dia, musim hujan tidak terlepas dari ancaman hidrometeorologi sehingga dibutuhkan kewaspadaan pada tingkat pemerintah daerah (pemda) maupun masyarakat untuk mengantisipasi hal-hal buruk. Berdasarkan pengamatan BMKG setempat, puncak musim hujan di Sulteng berada pada Januari hingga Februari 2024. Oleh sebab itu, warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai maupun bermukim di sekitar lereng gunung diimbau berhati-hati. 

"Perhatikan debit air di sungai, bila mengalami peningkatan drastis di atas rata-rata normal maka segera menghindar. Begitu pun warga tinggal di sekitar lereng gunung waspada tanah longsor," ujarnya.

Selain itu, BMKG juga mengimbau warga yang melakukan perjalanan pada malam hari, khususnya melintas jalur pegunungan, tetap waspada karena musim hujan dapat membatasi jarak pandang akibat kabut, termasuk jalan licin karena basah. Menurut analisis BMKG, Kabupaten Poso, Sigi, Parigi Moutong, dan Tojo Una-una, merupakan wilayah yang masuk dalam zona rawan bencana hidrometeorologi, sehingga perlu kewaspadaan tinggi, karena wilayah-wilayah tersebut memiliki riwayat banjir bandang.

"Mitigasi yang baik sangat bermanfaat bagi keselamatan jiwa, termasuk meminimalisasi kerugian material dari dampak bencana," ucap Alim. 

Dia mengatakan, Kabupaten Tojo Una-una beberapa waktu lalu diterjang banjir akibat intensitas hujan tinggi. Dalam peristiwa itu, tujuh rumah warga hanyut terseret banjir dan satu warga meninggal karena terseret arus.

"Bencana tidak mengenal waktu, kapan saja bisa terjadi. Upaya yang bisa di lakukan dalam memperkuat mitigasi sebagai langkah antisipasi, termasuk koordinasi lintas sektor guna meminimalisasi dampak ditimbulkan. Bencana juga memberikan dampak negatif terhadap sejumlah sektor," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement