REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (Persero) mencatat nilai kontrak konstruksi, pada 2023 mencapai Rp 30,79 triliun dengan kontribusi terbesar dari proyek jalan dan jembatan. Nilai ini meliputi Kerjasama Operasional (KSO) sebesar Rp 9,23 triliun, dan Non-KSO sebesar Rp 21,55 triliun.
Terdapat 43 proyek yang masih dalam proses konstruksi terdiri dari 12 Proyek EPC, 8 Proyek Gedung, dan 23 Proyek Infrastruktur yang tersebar hampir diseluruh Indonesia. Di luar pencapaian tersebut, perseroan juga berhasil mengantongi sebanyak 23 kontrak baru yang terdiri dari 16 proyek infrastruktur dan 7 proyek gedung. Perolehan kontrak baru ini naik 55,10 persen dari kontrak baru pada 2022.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam keterangannya, pada Rabu (24/12024), menjelaskan, pada 2024 Hutama Karya fokus menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) Tahap I secara menyeluruh, pengerjaan JTTS Tahap II, serta proyek-proyek PSN dan IKN.
Melalui proses transformasi digital konstruksi secara menyeluruh, perusahaan akan melakukan pengembangan teknologi Big Data & Artificial Intelligence (AI). Perusahaan juga akan menggunakan berbagai teknologi konstruksi digital lainnya untuk tahapan engineering, konstruksi hingga pengendalian investasi.
Kemudian dalam implementasi Building Information Modelling (BIM) akan dikembangkan sampai dengan proses persetujuan desain.
"Tentunya yang tidak bisa kita tinggalkan adalah pengendalian biaya, mutu, kualitas serta waktu sehingga kita dapat menyelesaikan setiap proyek dengan baik dan memberi manfaat yang besar," ucap Budi.