REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Alquran mengabadikan karakter Bani Israil atau juga dikenal dengan bangsa Yahudi, yaitu watak tak pernah puas alias tamak dengan nikmat yang diberikan Allah SWt.
Ujian yang diberikan Allah SWT kepada Bani Israil yang juga dikenal dengan bangsa Yahudi, kaum Nabi Musa alaihissalam, ketika itu, seperti tak pernah berhenti. Setelah mereka dihina dan dizalimi Firaun, lalu mereka diusir dari Mesir. Kemudian ujian diturunkan lagi pada mereka dengan kelaparan dan kehausan.
Setelah selamat dari kejaran Firaun dan balatentaranya, kaum Bani Israil merasakan haus yang teramat sangat, hingga mereka meminta air dan makanan kepada Nabi Musa.
Lalu Musa memukulkan tongkatnya dan keluarlah 12 mata air dari batu yang dipukul itu, sesuai dengan jumlah suku (asbath) Bani Israil. Masing-masing suku memiliki mata air sendiri.
Di saat panas terik, Allah menaungi mereka dengan awan. Dan ketika mereka kelaparan, Allah SWT memberinya karunia yang sangat nikmat, yaitu Manna dan Salwa. Lihat QS Al-Baqarah [2]: 60, Al-A’raf [7]: 160, Thaha [20]: 80, dan Ad-Dukhan [44]: 30-33.
وَقَطَّعْنَاهُمُ اثْنَتَيْ عَشْرَةَ أَسْبَاطًا أُمَمًا ۚ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ إِذِ اسْتَسْقَاهُ قَوْمُهُ أَنِ اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانْبَجَسَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ ۚ وَظَلَّلْنَا عَلَيْهِمُ الْغَمَامَ وَأَنْزَلْنَا عَلَيْهِمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۚ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu!.' Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka Manna dan Salwa. (Kami berfirman): 'Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezkikan kepadamu.’’ Mereka tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu menganiaya dirinya sendiri.’’ (QS Al-Araf [7]: 160).
يَابَنِي إِسْرَائِيلَ قَدْ أَنْجَيْنَاكُمْ مِنْ عَدُوِّكُمْ وَوَاعَدْنَاكُمْ جَانِبَ الطُّورِ الْأَيْمَنَ وَنَزَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي ۖ وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ
‘’Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian Manna dan Salwa. Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia.’’ (QS Thaha [20]: 80-81).
Manna adalah makanan yang turun dari udara (langit). Rasanya manis seperti madu. Sedang Salwa adalah sejenis burung puyuh yang datang berbondong-bondong silih berganti sampai-sampai hampir menutupi bumi lantaran banyaknya.