Rabu 24 Jan 2024 20:20 WIB

Aftech: Masyarakat Perlu Pengetahuan Lebih Tinggi Lagi Terkait Fintech

Ada kelompok masyarakat yang dia sudah pakai layanan jasa keuangan, tapi tidak paham.

Red: Fuji Pratiwi
Fintech (ilustrasi)
Foto: flicker.com
Fintech (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Executive Director Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Aries Setiadi menyatakan masyarakat memerlukan pengetahuan lebih tinggi lagi terkait financial technology (fintech) guna terhindar dari investasi bodong atau fintech ilegal.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLKI) 2022, ketimpangan antara indeks inklusi keuangan dengan indeks literasi keuangan sebesar 35,42 persen. "Nah, angka itu artinya apa? Berarti ada kelompok masyarakat yang dia sudah pakai layanan jasa keuangan, tapi tidak paham. Itu yang kemudian menyebabkan masuk ke investasi bodong, kena fintech ilegal," ungkapnya dalam kegiatan "Media Gathering Aftech bersama OY! Indonesia: Inklusi Keuangan Dorong Kemajuan Ekonomi 2024" di Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Baca Juga

Sebagai asosiasi, pihaknya selalu menjaga literasi keuangan masyarakat terus bertumbuh dan menumbuhkan digital trust sehingga meningkatkan penggunaan layanan fintech. Salah satu metode yang digunakan ialah media gathering mengingat media massa memiliki daya amplifikasi paling tinggi karena tulisan seorang wartawan saja dapat dibaca oleh ribuan orang.

Di sisi lain, lanjut dia, Aftech juga menyentuh langsung masyarakat dengan mengadakan berbagai kegiatan di kampus. "Kita lihat generasi muda ini juga tech savvy, tapi juga perlu hati-hati juga nih, jangan sampai tergoda dengan cuan yang tinggi, tapi sebenarnya enggak bener. Nah, ini yang kita coba kita jaga juga dari sisi mahasiswa," kata Aries.

Pihaknya memiliki pula program bernama Indonesia Fintech Youth Community (Infinitiy) guna menyosialisasikan inovasi terkini dari dunia fintech, dan bagaimana para konsumen bisa menggunakan fintech secara legal dan logis. Aftech turut bekerja sama dengan sejumlah kampus seperti Universitas Parahyangan, Prasetiya Mulya, dan Cyber University di bidang yang terkait sektor fintech.

"Kami juga menyentuh komunitas langsung. Kami bekerja sama dengan lembaga riset. Ada Somia CX misalkan, kami meriset bagaimana implementasi fintech di lapangan, supaya kami juga bisa memperbaiki dengan literasi yang lebih baik lagi buat masyarakat," ujar dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement