Rabu 24 Jan 2024 23:00 WIB

Empat Makanan untuk Turunkan Risiko Diabetes

Makanan tertentu dapat turunkan risiko diabetes.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Ilustrasi diabetes. Mengonsumsi karbohidrat olahan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan resistensi insulin.
Foto: Freepik.
Ilustrasi diabetes. Mengonsumsi karbohidrat olahan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan resistensi insulin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes tipe 2 adalah kondisi umum yang menyebabkan kadar gula (glukosa) dalam darah seseorang menjadi terlalu tinggi, sehingga menimbulkan gejala seperti sering buang air kecil. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan masalah mata, kerusakan saraf, bahkan serangan jantung dan strok.

Mengonsumsi makanan tertentu tidak menyebabkan diabetes tipe 2, tapi ada beberapa makanan yang dapat meningkatkan risiko terkena kondisi tersebut. Dokter Deborah Lee dari Fox Online Pharmacy menyebut ada empat makanan yang meningkatkan risiko diabetes.

Baca Juga

Makanan tersebut adalah makanan manis, karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, dan sereal sarapan manis. Daging merah dan olahan seperti ham, bacon, dan sosis. Demikian juga dengan makanan tinggi garam.

Makanan tinggi garam dapat meningkatkan tekanan darah. Kondisi ini ada hubungannya dengan diabetes tipe 2.

"Obesitas merupakan faktor risiko utama diabetes tipe 2, tapi 10 persen penderita diabetes tipe 2 memiliki BMI normal," ucap dr Lee, dikutip dari Express, Rabu (24/1/2024).

photo
Cegah pradiabetes berkembang menjadi diabetes. - (Republika)

Kelebihan berat badan (BMI 25-29,9) meningkatkan risiko diabetes tipe 2 tiga kali lipat. Menjadi obesitas (BMI 30-39,9) meningkatkan risiko tujuh kali lipat. Obesitas sangat terkait dengan konsumsi makanan olahan dan ultra-olahan, yang sering kali tinggi lemak, gula, dan garam.

"Mengonsumsi karbohidrat olahan selama bertahun-tahun dapat menyebabkan resistensi insulin, yang berarti sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap efek insulin," kata dr Lee.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement