Kamis 25 Jan 2024 10:33 WIB

Gunung Merapi Keluarkan 9 Kali Guguran Lava, Jarak Luncur 1.000 Meter

Guguran lava Gunung Merapi mengarah ke Kali Bebeng.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Irfan Fitrat
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (24/1/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (24/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Dalam 24 jam terakhir, Gunung Merapi dilaporkan mengeluarkan sembilan kali guguran lava dan satu kali awan panas guguran (APG). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengingatkan potensi bahaya guguran lava dan awan panas itu.

Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso, sembilan kali guguran lava Gunung Merapi mengarah ke Kali Bebeng. Jarak luncurnya dilaporkan mencapai 1.000 meter. 

Baca Juga

“Satu kali awan panas guguran (juga mengarah) ke Kali Bebeng, dengan jarak luncur 1.800 meter,” kata Agus, Kamis (25/1/2024).

BPPTKG juga mencatat kejadian gempa akibat aktivitas Gunung Merapi. Perinciannya, tujuh kali gempa fase banyak, 88 kali gempa guguran, satu kali gempa tektonik, dan satu kali gempa awan panas.

“Untuk laju rata-rata deformasi EDM (di Pos Pengamatan) Babadan sebesar 0,1 sentimeter per hari (yang terjadi) dalam sebelas hari terakhir,” ujar Agus.

Mengingat aktivitas Gunung Merapi masih terbilang tinggi, BPPTKG mengingatkan soal potensi bahaya saat ini, yaitu berupa guguran lava dan awan panas, pada sektor selatan-barat daya dan pada sektor tenggara.

Pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Kali Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer. Adapun pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro, sejauh maksimal tiga kilometer, dan Sungai Gendol sejauh lima kilometer.

Sedangkan terkait lontaran material vulkanik, bila terjadi letusan eksplosif, disebut dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak. “Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung, yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” kata Agus.

Karenanya, masyarakat diimbau menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan. Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi lahar dan APG, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi, serta abu vulkanik. “Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi,” kata Agus.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement