Kamis 25 Jan 2024 11:55 WIB

Kesepian Tingkatkan Risiko Kematian pada Orang Obesitas

Studi terbaru menambah panjang daftar dampak negatif kesepian bagi kesehatan tubuh.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Pria mengalami obesitas (ilustrasi). Sebuah studi mengungkapkan bahwa rasa kesepian bisa meningkatkan risiko kematian pada orang-orang obesitas.
Foto: www.freepik.com
Pria mengalami obesitas (ilustrasi). Sebuah studi mengungkapkan bahwa rasa kesepian bisa meningkatkan risiko kematian pada orang-orang obesitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasa kesepian bisa memberikan sejumlah dampak negatif bagi kesehatan fisik. Sebuah studi terbaru semakin menambah panjang daftar dampak negatif rasa kesepian bagi kesehatan tubuh.

Melalui JAMA Network Open, sebuah studi mengungkapkan bahwa rasa kesepian bisa meningkatkan risiko kematian pada orang-orang obesitas. Menurut studi ini, orang obesitas yang tidak merasa kesepian atau terisolasi secara sosial memiliki risiko kematian 36 persen lebih rendah dibandingkan orang obesitas yang kesepian atau terisolasi secara sosial.

Baca Juga

Tim peneliti juga menemukan bahwa isolasi sosial merupakan faktor risiko yang lebih besar untuk kematian akibat semua penyebab dibandingkan depresi, kecemasan, serta gaya hidup berisiko. Gaya hidup berisiko ini mencakup konsumsi alkohol berlebih, jarang berolahraga, dan menerapkan pola makan yang buruk.

Studi ini dilakukan dengan menganalisis data dari hampir 400 ribu orang yang tersedia di UK BioBank. Para partisipan yang terlibat tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular saat studi dimulai.

Selama studi berlangsung, tim peneliti melakukan follow up kepada para partisipan. Follow up ini dilakukan dalam kurun waktu Maret 2006 hingga November 2021.

Ketua tim peneliti sekaligus profesor dari Tulane University, Lu Qi MD, menyatakan bahwa selama ini upaya pencegahan penyakit terkait obesitas lebih berfokus pada faktor-faktor gaya hidup dan pola makan. Padahal menurut studi terbaru yang dia dan timnya lakukan ini, faktor kesehatan mental dan interaksi sosial juga memegang peranan penting dalam menentukan kesehatan orang-orang obesitas.

"Studi kami menyoroti pentingnya mempertimbangkan kesehatan mental dan sosial dalam memperbaiki kesehatan orang-orang dengan obesitas," kata Prof Qi.

Berdasarkan temuan terbaru ini, Prof Qi menilai sudah saatnya faktor-faktor psikologis dan sosial diintegrasikan dengan faktor gaya hidup dan pola makan. Integrasi ini bisa dimanfaatkan sebagai strategi intervensi untuk mencegah komplikasi atau penyakit yang mungkin muncul akibat obesitas.

Temuan terbaru ini disambut baik oleh profesor di bidang ilmu penyakit dalam dari University of Texas Southwestern Medical School, Philipp Scherer PhD. Menurut Prof Scherer, temuan ini mengindikasikan bahwa upaya memperbaiki masalah isolasi sosial bisa menjadi terapi yang potensial bagi orang-orang obesitas.

"Ini bisa menjadi pengobatan potensial untuk menurunkan angka mortalitas (pada orang obesitas)," ujar Prof Scherer.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement