Kamis 25 Jan 2024 14:02 WIB

Jatah Pupuk Subsidi Susut, Petani: Produksi Padi Bisa Menurun

Menurunnya produksi padi, bisa berimbas naiknya inflasi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Para petani di Desa Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sedang memanen padi.
Foto: Agus Raharjo/REPUBLIKA
Para petani di Desa Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sedang memanen padi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jatah pupuk subsidi bagi petani di awal 2024 ini mengalami penyusutan. Kementerian Pertanian menjelaskan, menurunnya jatah pupuk subsidi petani karena harga produksi yang melonjak. Sehingga, alokasi anggaran sebesar Rp 26,6 triliun ternyata hanya mampu menghasilkan 4,7 juta ton pupuk subsidi jenis urea dan NPK.

Sekretaris Jenderal Aliansi Petani Indonesia, Nuruddin mengatakan, penurunan ini tentunya sangat berimbas ke para petani. Khususnya, dalam menurunkan produksi tanaman padi.

Baca Juga

"Ya sangat berimbas, di satu sisi juga berpengaruh ke penurunan jumlah produksi dan satu sisi menghambat produktivitas tanaman padi. Karena salah satu yang terpenting itu kan NPK sama SP36 yang dibutuhkan petani untuk tanaman padi itu bisa berproduksi dan menghasilkan beras," ujar Nuruddin kepada Republika, Kamis (25/1/2024).

Nuruddin menyampaikan, berdasarkan data, tren alokasi pupuk subsidi memang terus menurun dari sebelumnya mencapai 23 juta ton kemudian menjadi 9,04 juta pada 2023. Nuruddin mengakui, jika penurunan ini terjadi karena kemampuan APBN yang menurun dan distribusi logistik bahan baku pupuk terhambat khususnya dari Eropa Timur, Rusia dan Ukraina akibat perang.