REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange pada dasarnya, tidak banyak berubah pada Kamis (25/1/2024) di tengah data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari tercatat naik 1,8 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 2.017,80 dolar AS per ounce.
Analis berpendapat pasar memerlukan lebih banyak data untuk menilai tren harga emas dalam jangka pendek.
Data ekonomi yang dirilis pada hari Kamis (25/1) beragam. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh 3,3 persen pada kuartal keempat tahun 2023, jauh di atas perkiraan konsensus pasar sebesar 2 persen.
Sedangkan Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim tunjangan pengangguran awal AS naik 25.000 klaim menjadi 214.000 klaim dalam pekan yang berakhir 20 Januari, level tertinggi dalam sebulan. Para ekonom sebelumnya memperkirakan klaim akan meningkat menjadi 200.000 klaim.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa pesanan barang tahan lama AS hampir tidak berubah pada Desember yaitu mencapai 5,4 persen, setelah melonjak sebesar 5,5 persen pada November. Para ekonom sebelumnya memperkirakan pesanan barang tahan lama akan melonjak sebesar 1,1 persen.
Departemen Perdagangan AS juga melaporkan, penjualan rumah baru di AS naik 8 persen ke tingkat tahunan sebesar 664.000 unit pada Desember dari revisi 615.000 unit pada November.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga utama tidak berubah di level tertinggi dalam dua dekade sejarah zona euro.
Di sisi lain untuk logam mulia lainnya yakni perak untuk pengiriman Maret naik 3,80 sen atau 0,17 persen menjadi 22,927 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 20,40 dolar AS atau 2,23 persen menjadi 894,50 dolar AS per ounce.