REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukan rahasia lagi bahwa protein merupakan nutrisi penting untuk tubuh. Manfaat protein, antara lain bisa membangun massa otot, mendukung pengelolaan berat badan yang sehat, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Protein tidak hanya penting bagi binaragawan dan atlet, tetapi juga harus menjadi nutrisi fokus dalam diet bergizi dan seimbang. Protein bersama dengan karbohidrat dan lemak adalah salah satu dari tiga makronutrien yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi.
Setelah dikonsumsi, protein dipecah menjadi asam amino (bahan pembangun otot) yang digunakan tubuh sebagai bahan bakar, membangun otot, memperbaiki jaringan, fungsi kekebalan, dan mendukung berbagai fungsi penting. Asupan protein orang dewasa yang tidak banyak bergerak dianjurkan sebanyak 0,8 gram per kilogram atau 0,36 gram protein per pon berat badan.
Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), jumlah harian ini setara dengan sekitar 46 gram protein untuk wanita dan 56 gram untuk pria. Jadi, jika tubuh kekurangan protein bisa berpotensi menimbulkan masalah tertentu. Ahli diet terdaftar dan ahli diet olahraga di Garage Gym Reviews, Destiny Moody, berbagi tanda tubuh tidak mengonsumsi cukup protein, seperti dilansir dari laman Eat This Not That, Kamis (25/1/2024):
1. Sulit membentuk otot
Jika merasakan stagnasi dalam hal pembentukan otot, itu mungkin tanda tubuh kekurangan protein. Pertumbuhan otot membutuhkan lebih dari sekadar latihan kekuatan.
Penelitian menunjukkan, mengonsumsi antara 1,6 hingga dua gram protein per kilogram berat badan adalah optimal bagi mereka yang ingin membentuk otot. Banyak orang mencoba menambah massa otot fokus pada pembesaran dengan mengonsumsi kalori sebanyak mungkin.
Namun, itu bisa membuat gemuk apabila tanpa cukup protein dalam kalori tersebut. Seseorang juga akan mengalami penurunan kekuatan atau tidak membaik saat tidak mengonsumsi cukup protein.
2. Sering sakit
Ketika terus-menerus mengalami pilek atau merasa tidak enak badan, itu bisa berarti sistem kekebalan tubuh bekerja pada tingkat yang kurang optimal karena kurangnya asupan protein. Banyak orang tidak mengetahui bahwa protein menjadi antibodi, molekul dalam sistem kekebalan tubuh yang melawan penyakit.
“Tidak peduli vaksin flu apa yang Anda dapatkan tahun ini, sistem kekebalan Anda mungkin tidak dapat mempertahankan diri melawan penyakit tanpa protein yang cukup," jelas Moody.
3. Selalu merasa lelah
Saat seseorang tidak mengonsumsi cukup protein, tubuh perlu mendapatkan asam amino dari area lain. Jadi, massa otot mulai rusak untuk memenuhi kebutuhan proteinnya. Ketika cukup banyak otot yang hilang, hal ini menyebabkan kelemahan dan orang merasa lelah terus-menerus. "Jika sering merasa lelah, Anda mungkin perlu menilai kembali asupan protein Anda," kata dia.
4. Mood swing
Perubahan suasana hati bisa menjadi indikator halus dari kekurangan protein yang mempengaruhi produksi neurotransmitter. Neurotransmiter adalah bahan kimia yang memungkinkan komunikasi antar sel otak untuk keseimbangan suasana hati.
“Kekurangan protein dapat menyebabkan makan terlalu banyak karbohidrat, dan penurunan gula darah dapat membuat Anda terlalu sering membentak teman dan kolega tanpa alasan," ujarnya.
Protein juga membentuk beberapa neurotransmitter di otak yang mengontrol suasana hati. Jadi ketika asupan protein rendah, bisa dikatakan memengaruhi suasana hati.
5. Rambut dan kuku yang lemah dan rapuh
Rambut dan kuku terdiri atas keratin, protein struktural yang membutuhkan asam amino. Jika tidak mengonsumsi cukup protein, tubuh tidak dapat memproduksi cukup keratin untuk pertumbuhan, kekuatan, dan pemeliharaan rambut serta kuku yang tepat.
"Rambut, kulit, dan kuku Anda semuanya menjaga pertumbuhan dengan kolagen dan keratin, yang keduanya merupakan protein. Mengonsumsi cukup protein akan membuat rambut Anda berkilau, kuku kuat, dan kulit lembut," kata Moody.