Jumat 26 Jan 2024 14:05 WIB

Program Dandan Omah 2024, Pemkot Surabaya Target Perbaiki 1.500 Rutilahu

Pemkot Surabaya menganggarkan sekitar Rp 68,7 miliar untuk perbaikan rutilahu.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Irfan Fitrat
(ILUSTRASI) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi secara simbolis menyerahkan kunci kepada masyarakat yang rumahnya baru diperbaiki melalui program Dandan Omah.
Foto: istimewa
(ILUSTRASI) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi secara simbolis menyerahkan kunci kepada masyarakat yang rumahnya baru diperbaiki melalui program Dandan Omah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur, melanjutkan program Dandan Omah atau perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu). Pada 2024 ini, untuk program tersebut dianggarkan sekitar Rp 68,7 miliar dari APBD Kota Surabaya.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya Lilik Arijanto mengatakan, tahun ini ditargetkan sekitar 1.500 rutilahu yang diperbaiki. “Berdasarkan banyaknya kebutuhan, untuk tahun ini kita akan prioritaskan kepada keluarga miskin,” kata Lilik, Jumat (26/1/2024).

Baca Juga

Lilik menjelaskan, untuk setiap rutilahu yang menjadi sasaran perbaikan ini dialokasikan anggaran Rp 35 juta, dengan estimasi pengerjaan 20 hari. Menurut dia, saat ini program Dandan Omah 2024 sudah berjalan karena usulan perbaikan rutilahu sudah disampaikan pihak kelurahan pada akhir tahun lalu.

Usulan yang masuk, menurut Lilik, dipilah yang khusus keluarga kategori miskin. “Lalu kita kerjakan. Bahkan, di awal tahun ini kita sudah mulai garap sekitar 50 unit,” kata Lilik.

Menurut Lilik, selain dari APBD Kota Surabaya, pemkot berupaya bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memanfaatkan sumber dana lain dalam upaya perbaikan rutilahu ini. “Mungkin nanti ada dari Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Surabaya, Bangga Surabaya Peduli, dan beberapa pihak lainnya. Namun, untuk jumlahnya kami masih koordinasikan lebih lanjut,” ujar dia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, perbaikan rutilahu program Dandan Omah ini melibatkan warga sekitar. Seperti kuli atau tukang bangunannya. Menurut dia, bahan atau alat bangunan pun dibeli dari toko di wilayah sekitarnya.

“Dengan cara ini, maka perekonomian akan berputar di wilayah tersebut, sehingga program ini juga bisa menggerakkan ekonomi, bisa mengurangi pengangguran, dan kemiskinan di wilayah tersebut,” kata Eri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement