REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola tanah air, Kesit Budi Handoyo bereaksi terkait lolosnya tim nasional Indonesia ke babak 16 besar Piala Asia 2023. Ini sejarah baru.
Pasukan Garuda sudah lima kali mentas di turnamen bergengsi antar negara benua kuning. Dalam empat edisi sebelumnya, selalu kandas di penyisihan grup. Marselino Ferdinan dan rekan-rekan memasuki level berbeda.
"Kita patut apresiasi dan sambut gembira," kata Bung Kesit kepada Republika.co.id, Jumat (26/1/2024).
Indonesia salah satu dari empat runner up terbaik. Hasil imbang antara Oman kontra Kirgistan memuluskan langkah Garuda. Ekpresi kegembiraan terpancar di rona wajah skuad polesan Shin Tae-yong.
Selanjutnya, lawan berat lainnya menanti. Awak merah putih jumpa Australia di fase sistem gugur ini. Duel tersebut berlangsung di Jassim Bin Hamad Stadium, Doha, Qatar, Ahad (28/1/2024) pukul 18.30 WIB.
"Apa yang harus diperbaiki? Yang penting para pemain bisa lebih fokus dan konsentrasi," ujar Kesit.
Ia mengambil contoh laga terakhir Indonesia di Grup D. Pasukan Garuda takluk 1-3 dari Jepang. Gambaran ideal untuk pertandingan di depan mata.
Menurut Kesit, saat itu, lini pertahanan Indonesia mendapat ujian sepanjang 90 menit. Jordi Amat dan rekan-rekan digempur dari segala arah. Samurai Biru sangat dominan.
Tentunya, pasukan Garuda sudah mendapat pelajaran penting. Tiket babak 16 besar sangat berarti dari sisi mentalitas. Bisa menaikkan kepercayaan diri awak merah-putih.
"Ini bekal untuk melawan Australia. Lini tengah harus kreatif melakukan pressing seperti melawan vietnam. Artinya kita berani melakukan pressing baik dalam posisi tertekan, ketika lawan menguasai bola kita harus melakukan pressing," ujar Kesit, mempertegas.
Ia memahami the Socceroos berada di level berbeda. Namun bukan berarti tak mampu dikalahkan. Ini sepak bola. Segala sesuatu harus dibuktikan di lapangan.
Menurut data transfermarket, kedua tim sudah 13 kali bertemu. Pasukan Garuda meraih dua kemenangan. Negeri kanguru unggul di delapan kesempatan. Tiga duel lainnya