Jumat 26 Jan 2024 17:06 WIB

MRT Jakarta Bidik 33,6 Juta Pengguna pada 2024

Sekitar lebih dari 91 ribu orang menggunakan MRT Jakarta setiap hari.

Red: Lida Puspaningtyas
Penumpang dengan  mengenakan masker berada di kereta Mass Rapid Transit, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (4/5). Banyak sektor bisnis dibuka kembali pada Senin di beberapa bagian Malaysia sejak diberlakukannya lockdown pada 18 Maret lalu
Foto: AP / Vincent Thian
Penumpang dengan mengenakan masker berada di kereta Mass Rapid Transit, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (4/5). Banyak sektor bisnis dibuka kembali pada Senin di beberapa bagian Malaysia sejak diberlakukannya lockdown pada 18 Maret lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta (Perseroda) membidik 33.672.000 pengguna pada 2024 seiring upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meningkatkan mobilitas masyarakat menggunakan transportasi publik dalam aktivitas keseharian.

"Ini berarti sekitar 92 ribu orang per hari, target ini berdasarkan kajian dan hasil capaian MRT Jakarta sepanjang 2023," kata Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Mega Tarigan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (26/1/2024).

Baca Juga

Mega menuturkan, dari target 70 ribu orang per hari pada akhir 2023, angka keterangkutan (ridership) MRT Jakarta mencapai 91 ribu orang per hari.

Selain itu, ketepatan waktu 99,94 persen yang konsisten dihadirkan oleh MRT Jakarta sejak awal operasionalnya. Hal itu menjadi salah satu kunci angka keterangkutan yang terus meningkat setiap tahun.

“Sepanjang 2023, tercatat lebih dari 33 juta orang menggunakan layanan MRT Jakarta yang menunjukkan bahwa sekitar lebih dari 91 ribu orang menggunakan MRT Jakarta setiap hari," katanya.

Angka tersebut melonjak jauh dari target semula, yaitu sekitar 70 ribu penumpang per hari atau sekitar 25 juta orang sepanjang tahun.

Karena itu, pihaknya menargetkan sekitar 33 juta orang pengguna hingga akhir tahun atau sekitar 92 ribu orang per hari pada 2024 ini.

Untuk menaikkan angka keterangkutan, kata Mega, PT MRT Jakarta (Perseroda) bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama industri wisata seperti sektor kuliner, pusat perbelanjaan, kesehatan, pendidikan hingga promo tiket di sejumlah tempat wisata.

“Kerja kolaborasi dengan sejumlah operator transportasi publik pengumpan (feeder) juga mendorong peningkatan angka keterangkutan," katanya.

Secara angka, operator pengumpan ini menyumbang sekitar 22 persen angka keterangkutan dari total ridership MRT Jakarta.

Sebagai bagian dari inovasi dan mengikuti tren digital oleh masyarakat, pengguna dapat menggunakan aplikasi MRT Jakarta di telepon pintar (ponsel) pintar untuk membeli tiket perjalanan.

Selain itu menggunakan poin penggunaan untuk ditukar dengan berbagai promo, menonton film dan bermain gim ponsel.

Dengan beragam upaya tersebut, MRT Jakarta berharap masyarakat semakin tertarik untuk menggunakan transportasi publik sebagai moda mobilitas sehari-hari.

Atas nama MRT Jakarta, dia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan dukungan penuh atas kepercayaan terhadap layanan MRT Jakarta dan mitra-mitra pengumpannya. "Sehingga lebih banyak orang yang menggunakan MRT Jakarta," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement