REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap film memiliki ciri khas masing-masing. Film dengan latar tempat yang kuat menawarkan keunikan tersendiri.
Cerita film ternyata bisa tetap menarik ketika dibatasi hanya pada satu tempat. Film dengan latar yang kuat di satu lokasi, misalnya, juga rupanya bisa memberikan ruang lebih banyak untuk fokus pada segi karakter dan cerita.
Sutradara Quentin Tarantino membuat epos yang mendunia seperti Kill Bill dan Inglourious Basterds, tetapi film pertamanya hanya berlatar di sebuah gudang yang diabaikan. Sutradara Kevin Smith membuat film pertamanya di toko serbaada.
Berikut beberapa kisah terhebat di film yang hanya berlatar di satu lokasi, seperti dilansir dari Screen Rant, Rabu (24/1/2024):
1. The Breakfast Club (John Hughes, 1985)
Film komedi remaja klasik arahan sutradara John Hughes, The Breakfast Club menceritakan sekelompok anak yang terjebak dalam tahanan pada hari Sabtu. Hughes menggunakan premis introspektif ini untuk mendekonstruksi banyak arketipe film sekolah menengah yang dia bangun.
Kelima anak yang ditahan masing-masing punya karakter yang berbeda seperti dari segi kepintaran, kecantikan, atlet, pemberontak, dan perenung. Akan tetapi, ketika terbuka dan mengenal satu sama lain, mereka menyadari bahwa ada lebih banyak hal menarik lain dibandingkan yang hanya terlihat pada awalnya.
2. Rear Window (Alfred Hitchcock, 1954)
Kisah James Stewart, seorang fotografer petualang yang terkurung di apartemennya karena mengalami patah kaki disajikan dalam karya thriller Alfred Hitchcock, Rear Window. Untuk mengatasi kebosanan, Jeff mulai memata-matai tetangganya dengan lensa berkekuatan tinggi dan mulai curiga bahwa pria di seberang halaman adalah seorang pembunuh.
Di film ini, Hitchcock menguatkan satu lokasi untuk meningkatkan ketegangan. Karena kaki Jeff patah, dia tidak bisa kemana-mana. Ketika calon pembunuh mengejarnya, dia tidak bisa melarikan diri sehingga akhirnya terjebak di sana.
3. Reservoir Dogs (Quentin Tarantino, 1992)
Quentin Tarantino membuat debut penyutradaraannya lewat film ini dengan anggaran terbatas. Reservoir Dogs berfokus pada dampak perampokan toko perhiasan yang gagal, di mana para tim berkumpul kembali di titik pertemuan dan mencoba mencari tahu siapa di antara mereka yang merupakan polisi yang menyamar. Reservoir Dogs mengandalkan dialog verbose khas Tarantino dan penceritaan non-linear untuk memikat penonton.
4. Wait Until Dark (Terence Young, 1967)
Dalam film thriller menegangkan karya Terence Young, Wait Until Dark, Audrey Hepburn berperan sebagai wanita buta yang tanpa sadar membawa pulang simpanan narkoba. Alan Arkin dan Richard Crenna berperan sebagai gangster yang menerobos masuk untuk mendapatkannya kembali.
Young memanfaatkan fakta bahwa Susy Hendrix tidak bisa melihat penyusup, tapi penonton bisa melihatnya sehingga meningkatkan sensasi ketegangan. Wait Until Dark tidak banyak beranjak dari latar tempat apartemen Susy, tapi arahan Young, dipadukan dengan musik Henry Mancini yang tidak menyenangkan, membuat penonton tetap tegang.
5. 12 Angry Men (Sidney Lumet, 1957)
Diadaptasi dari teleplay Reginald Rose dengan nama yang sama, 12 Angry Men berkisah tentang 12 juri yang berusaha menentukan keputusan. Mereka harus menghukum atau membebaskan seorang remaja yang dituduh melakukan pembunuhan berdasarkan keraguan yang masuk akal.
Sutradara Sidney Lumet dan pemeran yang bertabur bintang, dipimpin oleh Henry Fonda dan Lee J Cobb, membuat film tampak seperti rollercoaster yang emosional. Tulisan tajam 12 Angry Men dan akting sempurna para pemain masih menjadikan film ini sebagai salah satu permata abadi yang bertahan hingga saat ini.