Sabtu 27 Jan 2024 09:09 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semrawutnya alat peraga kampanye (APK) membawa masalah baru bagi lingkungan: berakhir jadi sampah di TPA — atau bahkan hanyut ke sungai dan laut. Meski belum ada data pasti berapa ton sampah APK yang selama ini dihasilkan, Greenpeace Indonesia memperkirakan APK dapat menyumbang kenaikan sampah yang dihasilkan tahun ini.
"Alat peraga kampanye itu sama sebenarnya dengan sampah plastik," kata forest campaigner Greenpeace Indonesia, Iqbal Damanik.
"Dan rata-rata itu (teknik cetak) MMT kan … Itu bahan yang tidak dianjurkan di kampanye, ya." Plastik, kayu, kertas, dan kain memang jadi material dominan pada APK.
Secara umum, keempat material itu menyumbang sekitar 45% sampah kita secara nasional pada 2023, menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penggunaan material kampanye yang ramah lingkungan dan pendauran serta penggunaan ulang kembali APK dinilai jadi cara untuk mendukung pemilu yang ramah lingkungan — alias 'green election'.