REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Bahaya stunting di Indonesia bukan lagi ancaman, sebab 1 dari tiga bayi di Indonesia rawan terkena stunting. Untuk itu, peringatan Hari Gizi Nasional 2024 berupaya mengajak seluruh pihak untuk kembali menguatkan komitmen dalam mencegah stunting.
Ibu Wakil Presiden Wury Ma’ruf Amin mengatakan, Indonesia saat ini menghadapi tiga beban persoalan gizi. Yakni kekurangan gizi, kelebihan berat badan, serta kekurangan gizi mikro anemia. Berdasarkan riset sementara yang dilakukan pada 2018, data menunjukkan bahwa ibu hamil dengan anemia di Indonesia sebesar 48,9 persen.
“Dari data-data ini kita tahu bahwa kondisi itu tentunya sangat mengkhawatirkan, akan mempengaruhi tumbuh kembang anak. Yang mana akan berdampak pada kecerdasan, kerentanan, dan berbagai penyakit,” kata Wury dalam Seri Webinar Aksi Gemas Hari Gizi Nasional 2024 dengan tema “Ibu Hebat Pahlawan Keluarga dalam Pencegahan Stunting”, Sabtu (27/1/2024).
Dia menyebutkan bahwa dengan mempertimbangkan besarnya masalah stunting di Indonesia, pemerintah menargetkan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024. Maka, dia mengingatkan kembali pentingnya komitmen dari sejumlah pihak. Sebab ibu yang sehat dan hebat akan melahirkan generasi yang hebat dan sehat.
“Kita ingin Indonesia memiliki ibu-ibu yang hebat, karena Rasulullah SAW bersabda bahwa wanita adalah tiang negara,” kata dia.
Untuk itu dia juga mengingatkan pentingnya pengetahuan ibu tentang kesehatan keluarga khususnya kesehatan anak dan bayi. Ketua Umum PP Wanita Syarikat Islam (WSI) Valina Singka Subekti mengatakan, persoalan stunting di Indonesia menjadi persoalan yang serius.
“Ini kita sudah 78 tahun merdeka, yang seharusnya warga masyarakat kita sudah hidup sejahtera. Harusnya masyarakat kita tidak ada yang kekurangan gizi, tapi faktanya 1 dari 3 bayi Indonesia mengalami stunting. Ini masalah besar karena anak-anak adalah penerus bangsa,” kata Valina.
Dia menyebut bahwa anak-anak Indonesia harus cerdas secara fisik dan cerdas secara mental. Salah satu upaya dasarnya adalah dengan memberikan ASI yang cukup, makanan yang bergizi, pola asuh serta pendidikan yang baik. Harapannya dengan itu semua, kata dia, anak-anak Indonesia dapat tumbuh cerdas dan beriman serta berakhlak mulia untuk masa depan kehidupan bangsa.
“Karena kita ingin jangan hanya sehat fisik saja, tapi bagaimana kita bisa membangun etik dan moral yang baik terhadap generasi penerus,” ujar dia.
Wanita Syarikat Islam, kata dia, memiliki komitmen yang kuat dengan membantu pemerintah berkolaborasi dalam rangka menurunkan angka stunting. Agar ke depannya Indonesia bisa mencapai target SDGs di tahun 2030, yakni tidak ada lagi stunting atau nol.
“Insya Allah kita bisa mendapatkan prevalensi yang nol, kita optimistis menjemput yang kita cita-citakan bagaimana bisa menjadi Indonesia emas di 2045,” kata dia.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengucapkan selamat Hari Gizi Nasional ke-64 tahun. Momentum ini dinilai menjadi salah satu pengingat bahwa peningkatan gizi nasional menjadi salah satu program prioritas pemerintah sebab berkaitan erat dengan komitmen untuk menjaga anak bangsa dari stunting, mencegah terjadinya anemia, serta masa kehamilan atau pasca kehamilan.
“Saya mengimbau kepada masyarakat khususnya kau ibu agar mementingkan pentingnya penyeimbang gizi. Gizi seimbang tidak harus mahal, kebutuhan protein hewani dan nabati mudah didapatkan. Saya juga mengingatkan pentingnya komitmen para pemangku kebijakan terkait hal ini,” ujar Moeldoko.