REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Realisasi investasi di Jawa Timur sepanjang 2023 mencapai Rp145,1 triliun. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, realisasi investasi 2023 di Jatim telah melampaui target rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) maupun target nasional.
"Untuk pertama kalinya dalam 5 tahun terakhir, di tahun 2023 realisasi investasi Jatim melampaui target RPJMD, juga melampaui target nasional," ujarnya di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (27/1/2024).
Khofifah menjelaskan, realisasi investasi Jatim pada 2023 meningkat 31,5 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) peningkatannya tercatat mencapai 56,3 persen (YoY). Sementara untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) peningkatannya hanya 14,7 persen (YoY).
“Fenomena yang sama juga terlihat pada data triwulanan realisasi investasi periode Oktober - Desember 2023 / Triwulan IV 2023 yang mencapai Rp 45,0 triliun atau meningkat sebesar 45,6% (y-o-y) dan 15,7% (q-to-q),” terangnya.
Khofifah menjabarkan, realisasi investasi sepanjang 2023 di Jatim mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 236.769 orang, dengan rincian 1.284 tenaga kerja asing dan 235.485 orang tenaga kerja domestik. Lebih jauh, Khofifah menjelaskan, kontribusi PMA dan PMDN dalam realisasi investasi Jatim tahun 2023, berturut-turut sebesar 48,4 persen dan 51,6 persen.
"Prosentase itu setara dengan Rp70,2 triliun realisasi PMA dan Rp74,9 triliun realisasi PMDN. Berdasarkan data ini, perlahan-lahan gap antara realisasi PMA dan PMDN semakin menipis," ujarnya.
Khofifah berpendapat lonjakan realisasi investasi 2023 tidak lepas dari tingginya realisasi proyek hilirisasi yang tercatat Rp52,1 triliun atau setara 35,9 persen dari realisasi investasi 2023. Proyek hilirisasi yang dimaksud tidak hanya smelter tembaga, namun juga termasuk proyek industri kayu dan turunannya, industri kimia farmasi dan turunannya, serta perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan beserta industri pengolahannya.
"Hilirisasi yang terus kita dorong sesungguhnya sudah inline dengan kebijakan dari pemerintah pusat, dan realisasi sektor hilirisasi mencapai 35,9 persen dari total realisasi tahun 2023," ucapnya.
Khofifah menekankan, fokus utama di 2024 adalah tetap menjaga dan meningkatkan iklim investasi khususnya investasi hijau yang berkelanjutan. Selain itu juga dengan mengedepankan penggalian potensi investasi sesuai arahan Kementerian Investasi berkaitan dengan peta jalan hilirisasi investasi strategis hingga 2040.
“Kita harap berbagai upaya yang terus dilakukan seperti digitalisasi layanan perizinan dan informasi potensi investasi dapat meningkatkan iklim berinvestasi di Jawa Timur, dan menjadikan Jawa Timur sebagai primadona investor dalam menanamkan modalnya," kata dia.