Sabtu 27 Jan 2024 21:23 WIB

Cerita Wapres Mengenai Ulama Terkena Gerhana, Punya Cahaya Tapi Tertutup

Tidak semua ulama mampu memberikan sinar kepada umat manusia.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Wapres KH Maruf Amin
Foto: Setwapres RI
Wapres KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID,REMBANG-- Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin, mengatakan tidak semua ulama mampu memberikan sinar kepada umat manusia khususnya umat Islam. Ma'ruf menyebut ulama adalah orang yang memiliki ilmu yang berasal dari Rasulullah SAW. Bagi ulama yang benar-benar menjalankan perintah Allah SWT dan Rasulullah, menurut Ma'ruf, ulama tersebut bercahaya bagaikan bulan. Tapi terkadang kata dia ada juga ulama yang cahayanya terhalang. 

"Kalau terhalang oleh bumi bulan nggak ada sinarnya, itu namanya apa? bulan kena gerhana, karena memang dia nggak punya sinar. Kalau terhalang karena dia menyimpang nggak dapat sinar, nah ini namanya kiai gerhana, jadi kiai juga ada yang kena gerhana hilang sinarnya, hilang sinarnya karena terhalang, karena dia tidak menjalankan khittah-khittah Rasullah SAW," kata Ma'ruf saat menghadiri Haul KH Ma'soem Ahmad di Ponpes Kauman, Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (27/1/2024).

Baca Juga

Ma'ruf menyebut orang alim itu diberikan oleh Allah beberapa kelebihan. Di mana dengan kelebihannya itu, ia seperti memberikan cahaya buat kehidupan orang banyak. 

"Jadi Mbah Ma'soem itu dia memberi sinar ke mana-mana, luas sekali, sinarnya besar, manfaatnya besar, itulah kelebihan orang alim itu, jadi bukan hanya dirinya sendiri, bukan hanya lingkungannya, tapi buat bangsa," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf juga menyinggung orang-orang alim semasa hidupnya harus menyiapkan para pengganti. Agar ketika beliau wafat, ada sosok yang meneruskan perjuangan dakwah. Dan KH Ma'soem menurut Ma'ruf telah berhasil melakukan itu. Di mana ia mencetak banyak ulama yang kemudian memberi pengaruh bagi perkembangan Islam di Indonesia.

"Rasulullah mengatakan 'Allah tidak mengambil ilmu dari hati manusia' tidak ada seorang ulama kehilangan ilmunya, tidak ada. Tapi Allah mengambil ilmu itu dengan mengambil ulamanya, ulamanya wafat ilmunya dibawa, ulama wafat istrinya ditinggal, rumahnya ditinggal, sawahnya ditinggal, ilmunya dibawa nggak ditinggal. Nah kalau sampai tidak ada penggantinya ini bahaya,"kata Ma'ruf menjelaskan.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement