Ahad 28 Jan 2024 08:00 WIB

Ganjar Bela Dua Pendukungnya, Aiman Witjaksono dan Palty Hutabarat

Aiman diperiksa Polda Metro Jaya, Palty ditangkap Bareskrim Polri.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erik Purnama Putra
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo angkat bicara ihwal pemeriksaan oleh Polda Metro Jaya kepada Aiman Witjaksono dan Palty Hutabarat. Aiman sebagai jurnalis merangkap Tim Pemenangan Nasional (TPN) hanya menyampaikan informasi yang diperolehnya.

Sedangkan Palty mengunggah rekaman pembicaraan yang diduga pejabat di Kabupaten Batubara, Sumatra Utara. Rekaman tersebut berisi soal pejabat di sana yang diinstruksikan memenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Juga

"Tidak ada yang boleh satupun mengintervensi rakyat, dan anak itu sekarang diperiksa oleh kepolisian, namanya Aiman Witjaksono, kami akan bela Aiman," ujar Ganjar lewat keterangannya di Jakarta, Sabtu (27/1/2024).

Aiman sebagai seorang jurnalis hanya sedang menceritakan kondisi hak kebebasan jurnalismenya terkait aparat kepolisian tidak netral dan condong diduga mendukung pasangan nomor urut 2. Maka, menurut Ganjar, cara melawannya bukan dengan menangkap dan memeriksa, tapi bisa memberikan hak jawab.

Sedangkan Palty adalah seorang pegiat sosial media yang hanya mengunggah rekaman yang sudah viral terlebih dahulu. Palty diciduk Satuan Siber Bareskrim Polri, meski kini sudah dibebaskan. Menurut Ganjar, pemeriksaan tersebut tidaklah berdasar.

"Menjelang pesta demokrasi, saya ingatkan bahwa hak demokrasi dan hak memilih itu ada pada rakyat. Panjenengan semua punya hak dan kebebasan untuk memilih siapa yang anda pilih, maka kalau ada yang mengintimidasi, jangan pernah takut," ujar Ganjar.

Saat ini, Ganjar, melihat praktik intimisasi semakin sering terjadi. Mulai dari kepala desa, kepala daerah, dan sejumlah pihak lain yang ditekan bahkan diancam lantaran mendukung pasangan nomor urut 2.

"Rakyat tidak boleh takut. Tidak boleh ada satupun yang menyalahgunakan kewenangan dan jabatan untuk menekan rakyat," tegas mantan gubernur Jawa Tengah itu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement