Ahad 28 Jan 2024 08:32 WIB

Tekankan Hilirisasi Digital, Gibran: Kita Butuh Anak Muda Ahli Data Science hingga Game

Sekitar 19 juta lapangan kerja akan terbuka untuk semua kalangan termasuk generasi Z.

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan proses hilirisasi digital membutuhkan tenaga anak-anak muda yang ahli. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengatakan proses hilirisasi digital membutuhkan tenaga anak-anak muda yang ahli. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka mengatakan proses hilirisasi digital membutuhkan tenaga anak-anak muda yang ahli di berbagai bidang yang berkaitan dengan teknologi. 

"Hilirisasi digital memerlukan anak-anak muda yang ahli di bidang data scientist, AI researcher, video game designer, UX designer, robotic engineer, machine learning engineer, fintech, cyber security, dan lain-lain," kata Gibran di acara 'Suara Muda untuk Prabowo-Gibran, Menjemput Indonesia Maju' di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (27/1).

Baca Juga

Melaui hilirisasi, kata Gibran, sekitar 19 juta lapangan kerja akan terbuka untuk semua kalangan termasuk generasi Z hingga kaum disabilitas pada 5 tahun mendatang. "Manfaat hilirisasi juga akan dapat menciptakan lapangan kerja hingga 19 juta lapangan kerja dalam 5 tahun ke depan. Ini adalah peluang yang luar biasa khususnya untuk generani milenial, generasi Z, kaum perempuan dan juga kawan-kawan disabilitas," ujar dia dalam siaran pers. 

Peluang Indonesia yang akan mendapat 'bonus demografi' di tahun 2030 haruslah dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Maka dari itu, Gibran menyarankan agar terus mengasah skill yang akan sangat berguna di masa depan. 

"Surplus SDM dengan usia produktif seperti ini adalah berkah yang besar untuk bangsa kita yang disebut bonus demografi dengan puncak pada tahun 2030 dan selesai pada tahun 2045," imbuh dia.

"Hilirisasi akan berhasil jika kita sebagai manusia Indonesia mau terus mengasah skill atau kemampuan masa depan," tegas dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement