REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi mengatakan, Indonesia dan Tunisia mempunyai potensi pasar perdagangan yang menarik untuk dikembangkan di masa depan.
Zuhairi mengatakan, Tunisia memiliki lokasi strategis sebagai hub dengan negara-negara Eropa, Arab dan Afrika dan telah mempunyai kesepakatan perdagangan bebas dengan negara-negara tersebut. Sebaliknya, Indonesia merupakan negara penting di ASEAN, dan mempunyai hubungan baik dengan negara-negara Asia lainnya. "Sebab itu, diplomasi ekonomi kedua negara dapat menjadi jembatan bagi perluasan pasar," kata Zuhairi dilansir Antara.
Dia mengatakan, jika hal tersebut dapat terwujud, maka akan memberikan manfaat dan keuntungan untuk kedua negara. Diplomasi ekonomi Indonesia-Tunisia terus mengalami peningkatan sehingga semakin memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Dia mengatakan, hubungan bilateral Indonesia-Tunisia dibangun atas kehendak bersama untuk membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan menghargai kedua pihak. "Sebab itu, kerja sama perdagangan merupakan prioritas utama, sehingga dapat menguntungkan dan membuka lapangan pekerjaan bagi kedua belah pihak," kata Zuhairi.
Dia menyebutkan, payung hukum kesepakatan Persetujuan Preferensi Perdagangan (Preferential Trade Agreement/PTA) sebagai jalan menuju Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) diperlukan di tengah peningkatan volume kerja sama perdagangan yang stabil di atas 200 juta dolar AS (Rp 3,1 triliun). "Perundingan Preferential Trade Agreement yang dimulai 2018 harus segera ditandatangani, sehingga volume perdagangan bisa mencapai angka minimal 500 juta dolar AS (Rp7,8 triliun)," kata dubes asal Sumenep, Madura itu.
Zuhairi juga menyebut pentingnya peningkatan kerja sama dalam bidang pariwisata dan pendidikan antara kedua negara.