REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic), Ahmad Khoirul Umam menilai, pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk memastikan mesin politik pemenangan pasangan Prabowo-Gibran berjalan optimal.
Pertemuan keduanya itu berlangsung di Yogyakarta pada Ahad (28/1/2024) pagi WIB, menjelang hari pencoblosan Pilpres pada 14 Februari 2024. AHY menjadi ketum terakhir setelah Jokowi bertemu tiga ketum pengusung pasangan Prabowo-Gibran.
"Jokowi tampaknya ingin memastikan infrastruktur pemenangan dan mesin politik Prabowo-Gibran benar-benar berjalan optimal, jelang 16 hari menuju Pemilu pada 14 Februari 2024 mendatang," kata Umam dalam siaran pers di Jakarta, Ahad.
Dosen Ilmu Politik dan International Studies Universitas Paramadina tersebut menuturkan, pertemuan Jokowi dan AHY merupakan bentuk pengakuan terhadap peran Partai Demokrat dalam proses pemenangan Prabowo-Gibran. Secara tersirat, Jokowi memang mendukung pasangan Prabowo-Gibran.
Selain itu, pertemuan keduanya itu juga melengkapi rangkaian pertemuan Jokowi dengan para ketua umum partai politik pengusung Prabowo-Gibran. Sebelumnya, Jokowi telah bertemu dengan Ketum Gerindra yang juga capres 02 Prabowo Subianto. Kemudian, ia bertemu Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan juga Ketum PAN Zulkifli Hasan.
"Saat itu, sejumlah spekulasi bermunculan, mengapa Jokowi tidak menemui Ketum Partai Demokrat. Maka, pertemuan Jokowi dan AHY hari ini menyempurnakan rangkaian pertemuan itu," ujar Umam.
Menurut Umam, pertemuan pagi tadi juga sekaligus menegaskan arah keberpihakan dan dukungan politik Jokowi untuk Prabowo-Gibran.