Ahad 28 Jan 2024 16:39 WIB

Delapan Mitos Seputar Keamanan Pangan yang Harus Dihindari

Masih banyak kesalahan dalam mengolah bahan pangan dalam rumah tangga.

Rep: Shelbi Asrianti  / Red: Friska Yolandha
Menyimpan makanan di kulkas (ilusteasi). Ini delapan mitos seputar keamanan pangan yang harus dihindari.
Foto: Telegraph
Menyimpan makanan di kulkas (ilusteasi). Ini delapan mitos seputar keamanan pangan yang harus dihindari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keamanan pangan termasuk hal yang tak boleh disepelekan, apalagi diabaikan. Sebab, pangan yang tercemar bahan kimia, bakteri, virus, atau parasit berbahaya berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan apabila dikonsumsi.

Dokter spesialis anak konsultan nutrisi metabolik, Yoga Devaera, mengingatkan bahwa risiko penyakit akibat masalah keamanan pangan itu terutama menyasar pada populasi rentan. Populasi itu termasuk anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia.

Baca Juga

Perempuan berhijab tersebut menyampaikannya dalam seminar daring "Food Safety: Safe Food Now For Better Tomorrow" yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Yoga mewanti-wanti, kontribusi terhadap keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama.

Dia mengutip data bahwa 28 persen kasus keracunan pangan terjadi di rumah tangga. "Ini menunjukkan masih ada kesalahan pada pengolahan pangan di rumah, sesuatu yang perlu dicegah dan diperbaiki untuk masa depan anak-anak kita," tuturnya.

Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI itu menyebutkan sejumlah mitos terkait keamanan pangan yang sebaiknya tak lagi dipercaya. Yoga pun menjelaskan fakta di balik mitos yang masih banyak dipercaya tersebut.

1. Makanan yang tak terlihat berjamur masih bisa dimakan

Nyatanya, kebanyakan mikroorganisme yang bisa membuat seseorang sakit tidak serta-merta mengubah aroma atau tampilan makanan. Yoga menjelaskan, sebagian besar mikroorganisme butuh waktu lama untuk itu. Dalam hal ini, orang tua perlu lebih cermat mengetahui panduan kontaminasi makanan, terutama untuk makanan yang disajikan bagi bayi dan balita.

2. Makanan sisa tak perlu disimpan di kulkas

Makanan sisa boleh-boleh saja disimpan, tapi perhatikan suhu penyimpanan yang tepat sesuai dengan jenis makanan. Makanan tertentu sebaiknya langsung disimpan di kulkas karena bisa menjadi tidak aman dikonsumsi jika dibiarkan di suhu ruang selama lebih dari dua jam. 

3. Makanan terjatuh masih bisa dimakan

Istilah "belum lima menit" sangat mengakar di keluarga Indonesia, merujuk pada makanan yang jatuh masih boleh dimakan, asal jatuhnya tak terlalu lama. Faktanya, mikroorganisme berbahaya bisa langsung mengontaminasi saat makanan terjatuh, bahkan lebih cepat dari lima detik, bukan lagi hitungan menit, sehingga sebaiknya tidak lagi dikonsumsi.

4. Serbet tak bisa menyebarkan bakteri berbahaya

Serbet serta spons cuci piring bisa menyebarkan bakteri berbahaya. Sebelum memakainya, lakukan disinfeksi terlebih dahulu dengan air panas mendidih atau gantilah secara berkala. 

"Sumber pencemaran tidak hanya dalam bentuk bakteri yang ada dalam makanan, tapi juga berbagai hal di dapur," ungkap Yoga.

Unggas mentah harus....

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement