Senin 29 Jan 2024 06:56 WIB

Perhutani Berharap Bebersih Leweung Harus Jadi Program Rutin

Sampah merupakan masalah bersama yang harus dicari solusinya.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Tedy Sumarto (kanan) secara simbolis meyerahkan tempat sampah kepada perwakilan warga saat upacara kegiatan Beberesih Leuweung yang digelar Republika bersama Mapala Pamor FPOK UPI di Gunung Palasari, Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (28/1/2024). Kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan juga sebagai edukasi untuk menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan hutan.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Barat dan Banten Tedy Sumarto (kanan) secara simbolis meyerahkan tempat sampah kepada perwakilan warga saat upacara kegiatan Beberesih Leuweung yang digelar Republika bersama Mapala Pamor FPOK UPI di Gunung Palasari, Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Ahad (28/1/2024). Kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkungan juga sebagai edukasi untuk menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan hutan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG----Perum Perhutani Divisi Regional Jabar-Banten berharap, kegiatan bebersih leweung atau hutan dan gunung yang diinisiasi oleh Republika dan Pamor FPOK Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) harus menjadi program rutin. Agar, kelestarian hutan dan gunung terjaga dan bebas dari sampah plastik.

Kepala Perhutani Divisi Regional Jabar-Banten Tedy Sumarto merasa senang dengan kegiatan bebersih leweung di Gunung Palasari yang digagas Republika dan Pamor FPOK UPI. Ia menyebut permasalahan sampah merupakan masalah bersama yang harus dicari solusinya.

Baca Juga

"Senang rasanya hari ini Perum Perhutani diajak ikut serta kegiatan yang diinisiasi oleh Republika dan Pamor. Masalah sampah di gunung adalah permasalahan bersama," ujar Tedy saat memberikan sambutan acara Puncak Bebersih Leweung di lereng Gunung Palasari, Kabupaten Bandung, Ahad (28/1/2024).

Wisatawan yang berkunjung ke gunung, kata dia, masih rendah terhadap kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan. Tedy menyebut terdapat 339 lokasi wisata yang berada di area Perhutani di Jabar.

"Pengalaman saya lihat teman-teman naik gunung hanya untuk senang-senang tapi kesadaran buang sampah minim. Ini acara luar biasa acara pertama, mudah-mudahan kami siap berkolaborasi kami punya kepentingan di sini," katanya.

Apabila kesadaran membuang sampah di gunung dan hutan tidak diperbaiki, ia menyebut bakal terjadi bom waktu. Para wisatawan yang hendak healing ke gunung malah disuguhi pemandangan sampah berserakan.

"Niat naik gunung healing, kalau dibiarkan (sampah) malah merusak keindahan wisata dan merusak kelestarian hutan.  Harapannya bebersih bisa berlanjut dan kami siap berkolaborasi di wilayah wisata kami di Jabar," katanya.

Tedy pun mengapresiasi para mahasiswa yang tergabung di Pamor FPOK UPI yang masih peduli terhadap lingkungan. Ke depan, banyak pihak yang akan mendukung kelestarian lingkungan dan solusi memininalisasi sampah di gunung dan hutan.

Kegiatan Bebersih Leweung Republika bekerja sama dengan Pamor FPOK UPI didukung oleh Bank BJB, PT Eigerindo Multi Produk Industri atau yang dikenal dengan brand Eiger. Perum Perhutani, Bank BJB Syariah, Filantropi Rumah Wakaf, PT Jasa Marga, PTPN VIII dan Indosat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement