Senin 29 Jan 2024 10:54 WIB

Kampanye Akbar Prabowo Gibran Bikin Macet, TKN Minta Maaf pada Masyarakat Semarang

Sekretaris TKN meminta maaf membuat ketidaknyamanan dan ganggu aktivitas

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) membagikan kaus kepada pendukungnya saat menggelar kampanye akbar bertajuk kirab kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (28/1/2024). Dalam orasi politiknya Prabowo berjanji dan bertekad akan memaksimalkan pengelolaan kekayaan alam Indonesia yang melimpah untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia agar tidak ada lagi kemiskinan di Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka (kanan) membagikan kaus kepada pendukungnya saat menggelar kampanye akbar bertajuk kirab kebangsaan di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (28/1/2024). Dalam orasi politiknya Prabowo berjanji dan bertekad akan memaksimalkan pengelolaan kekayaan alam Indonesia yang melimpah untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia agar tidak ada lagi kemiskinan di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional Prabowo Gibran, Nusron Wahid, meminta maaf kepada masyarakat Semarang atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat meriahnya Kampanye Akbar dan Kirab Kebangsaan Prabowo Gibran di Jawa Tengah, yang dilaksanakan di Lapangan Simpang Lima, Kota Semarang kemarin. 

“Kampanye Akbar berlangsung pecah dan meriah. Masyarakat Jawa Tengah tumpah ruah ke jalan. Saya dilaporkan juga terjadi kemacetan total. Untuk hal ini, kami memohon maaf kepada warga Semarang jika menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas rutin,” ujar Nusron Wahid melalui wartawan, Ahad (28/1/2024). 

Dalam acara kampanye akbar yang juga bisa disaksikan live di kanal youtube itu, terpantau ratusan ribu orang hadir memberikan dukungan kepada paslon nomor dua tersebut. Nusron meyakini, dari banyaknya masa yang datang, tentu berimbas pada lingkungan dan fasilitas yang ada. 

"Selain kemacetan yang mungkin mengganggu warga setempat. Jika ada taman yang rusak, termasuk sampah, atau lampu-lampu kota dan berbagai imbas lain akibat kampanye, kami TKN memohon maaf. Namanya juga pesta demokrasi," katanya menjelaskan.