Senin 29 Jan 2024 11:12 WIB

Korut Luncurkan Rudal Jelajah Dari Kapal Selam

Seoul juga mengindikasi Korut hanya melebih-lebihkan kemampuannya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) menunjukkan uji coba rudal jelajah strategis yang baru dikembangkan yang diluncurkan dari kapal selam.
Foto: EPA-EFE/KCNA
Sebuah foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) menunjukkan uji coba rudal jelajah strategis yang baru dikembangkan yang diluncurkan dari kapal selam.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Media pemerintah Korea Utara (Korut) melaporkan pemimpin negara itu Kim Jong-un mengawasi uji coba peluncuran rudal jelajah baru yang dirancang untuk ditembakan dari kapal selam. Ia juga meninjau upaya membangun kapal selam tenaga nuklir.

Kim juga menegaskan tujuannya untuk membangun angkatan laut tenaga nuklir karena apa yang ia sebut semakin tingginya ancaman eksternal. Laporan ini dipublikasikan satu hari setelah militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan mereka mendeteksi Korut menembakan beberapa rudal jelajah di perairan dekat pelabuhan Sinpo, penggalangan kapal di mana Korut membangun kapal selam.

Baca Juga

Uji coba ini merupakan demonstrasi senjata terbaru Korut di tengah meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat (AS), Korsel dan Jepang. Surat kabar Korut, Rodong Sinmun mempublikasikan foto-foto yang tampaknya dua rudal yang ditembakan secara terpisah.

Kedua rudal itu menciptakan asap putih ke-abu-abuan saat muncul dari permukaan air dan membumbung ke udara dengan sudut 45 derajat, yang menunjukkan kemungkinan rudal-rudal itu ditembakan dari tabung peluncur torpedo. Media Pemerintah Korut mengatakan rudal itu adalah Pulhwasal-3-31, jenis senjata baru yang diuji pertama kali pekan lalu di pangkalan peluncuran rudal di darat di pesisir barat Korut.

Dalam laporan Ahad (28/1/2024) media pemerintah Korut mengungkapkan dua rudal ditembakan selama uji coba itu tapi tidak mengungkapkan kapal yang digunakan untuk meluncurkannya. Beberapa tahun terakhir Korut menembakan rudal baik dari kapal selam yang masih dikembangkan dan platform bawah laut yang dibangun di atas kapal tongkang.

Beberapa tahun terakhir Korut juga menguji berbagai rudal yang dirancang untuk ditembakan dari kapal selam. Pyongyang ingin meningkatkan kemampuan serang nuklir bawah laut. Secara teori, kemampuan ini dapat meningkatkan deteransi untuk memastikan kapabilitas membalas serangan nuklir dari darat.

Kapal selam yang mampu menembakan rudal juga menambah ancaman maritim Korut yang semakin banyak mengumpulkan senjata bahan bakar padat yang ditembakan dari kendaraan darat yang dirancang untuk membuat pertahanan rudal Korsel, Jepang dan AS kewalahan.

Namun menurut pengamat, ambisi Korut membangun armada yang terdiri dari beberapa kapal selam hening dan dapat mengeksekusi serangan yang dapat diandalkan membutuhkan banyak waktu, sumber daya dan perbaikan teknologi. Kantor berita Korut, KCNA melaporkan, Kim mengungkapkan kepuasannya setelah rudal dengan akurat menghantam target dalam uji coba Ahad lalu.

KCNA mengatakan Kim kemudian mengeluarkan perintah penting untuk "merealisasikan persenjataan nuklir angkatan laut dan memperluas cakupan operasi" yang ia gambarkan tujuan penting mengingat "situasi yang ada dan ancaman di masa depan."

KCNA mengatakan Kim juga diberi pengarahan mengenai upaya pengembangkan kapal selam peluncur nuklir dan kapal angkatan laut lainnya. Kim mengeluarkan pernyataan serupa mengenai angkatan laut berkekuatan nuklir pada September lalu saat menghadiri upacara peluncuran yang Korut gambarkan sebagai kapal selam baru dengan senjata nuklir taktis.

Saat itu ia mengatakan, Korut ingin mengembangkan kapal selam peluncur nuklir dan rencananya untuk merombak kapal selam dan permukaan yang sudah ada. Sehingga dapat menghadapi senjata nuklir.

Kapal selam hening dengan kemampuan peluncur nuklir yang dapat berlayar jarak jauh dan mendekati target di pesisir negara musuh yang akan mendukung ambisi Kim membangun persenjataan nuklir dapat mengancam wilayah utama AS. Namun menurut pakar kapal-kapal seperti itu kemungkinan tidak mungkin dibangun Korut tanpa bantuan dari pihak eksternal.

Korut diperkirakan memiliki 70 sampai 90 kapal selam tenaga diesel, salah satu armada kapal selam terbesar di dunia. Tapi, sebagian besar sudah tua dan hanya mampu meluncurkan torpedo dan ranjau.

Militer Korsel mengatakan kapal selam yang diungkapkan Korut pada September lalu, "Hero Kim Kun Ok" tidak terlihat siap untuk tugas internasional. Seoul juga mengindikasi Korut hanya melebih-lebihkan kemampuannya.

Kapal selam itu tampaknya memiliki 10 tabung peluncuran yang dirancang untuk menembakan rudal. Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan Korut harus meningkatkan ukuran jembatan dan sebagian bagian kapal itu untuk mengakomodasi sistem peluncuran rudal tapi tampaknya kapal itu dapat "beroperasi dengan cara tidak normal."

Ketegangan di Semenanjung Korea beberapa bulan terakhir semakin memanas. Setelah Kim mempercepat pengembangan senjata Pyongyang dan mengeluarkan pernyataan provokatif mengenai ancaman konflik dengan AS dan sekutu-sekutunya di Asia.

AS, Korsel dan Jepang meresponnya dengan memperluas latihan militer gabungan mereka. Kim mengecam latihan itu sebagai persiapan invasi. AS juga mempertajam strategi deteransi pada aset-aset berkemampuan nuklir.

Peluncuran rudal jelajah terbaru menyusul uji coba penembakan rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat pertama Korut pada 14 Januari lalu. Peluncuran itu mencerminkan upaya Kim memperluas persenjataannya yang dirancang untuk membanjiri pertahanan rudal di Korsel dan Jepang serta target-target terpencil AS di Pasifik, termasuk Guam. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement