Senin 29 Jan 2024 15:52 WIB

Sempat Khawatir Pilpres Dibahas di Harlah NU, Gus Mus: Jika Disebut, Saya Keluar 

Gus Mus tegaskan tugas NU menangkan Indonesia bukan capres

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Nashih Nashrullah
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri, mengingatkan  tugas NU menangkan Indonesia bukan capres
Foto: Antara/Zarqoni Maksum
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri, mengingatkan tugas NU menangkan Indonesia bukan capres

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang biasa dipanggil Gus Mus menegaskan bahwa tugas NU yakni untuk memperbaiki kerja dan berupaya memenangkan Indonesia.

Hal ini disampaikan Gus Mus dalam pembukaan Konferensi Besar (Konbes) NU dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU, dimana kegiatan ini merupakan rangkaian dari Harlah ke-101 NU di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul, Senin (29/1/2024).

Baca Juga

"Urusannya NU itu memperbaiki kinerja memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres," kata Gus Mus.

Kegiatan tersebut juga diisi oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar. Keduanya memberikan turut sambutan dalam pembukaan Konbes NU dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban NU.

Gus Mus mengaku bahwa dia sempat was-was saat keduanya menyampaikan sambutan. Rasa was-was yang dia maksud yakni terkait dengan Pilpres 2024.

Gus Mus sempat khawatir jika kedua pimpinan NU tersebut menyinggung terkait Pilpres. Pasalnya, beredar isu terkait dukungan oleh warga NU terhadap salah satu pasangan calon (paslon) dalam kontestasi Pilpres 2024.

Namun, kekhawatirannya tersebut tidak terjadi. Hal ini dikarenakan keduanya tidak menyinggung terkait Pilpres 2024.

"Saya ini sudah ketir-ketir, ketika ketua umum pidato, Rais Aam pidato, jangan-jangan nyinggung pilpres. Begitu nyebut pilpres, saya keluar. Itu bukan urusannya NU," ucap Gus Mus.

“Untungnya tidak,” kata Gus Mus yang juga pengasuh Pesantren Raudhatut Thalibin Leteh, Rembang, Jateng ini. 

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar juga mengingatkan agar pengurus NU baik dari PBNU hingga tingkat ranting dapat mendengar dan menaati keputusan organisasi.

"Oleh karena itu di beberapa tempat saya sampaikan, ismau athiu. Sampaikan sam'an wa thoatan karena itu pun sangat dipesankan Rasulullah SAW," katanya.

Baca juga: Ingin Segala Urusan Dipermudah Allah SWT? Baca Doa dari Alquran Berikut Ini

Sementara itu, Gus Yahya juga menekankan agar seluruh warga NU bisa berperan nyata dalam memperkuat bangsa dan negara. Hal ini mengingat Indonesia saat ini dihadapi dengan tantangan dinamika pertarungan kepentingan.

NU, katanya, harus berperan nyata di tengah dinamika pertarungan kepentingan yang terus bergulir antara berbagai kelompok yang berbeda. Baik itu di tingkat domestik, maupun global.

Ditekankan Gus Yahya, saat ini Indonesia secara domestik ada pertarungan antara kepentingan-kepentingan kelompok yang berbeda. Hal ini tentunya ada tuntutan yang luar biasa penting dan berat untuk ditangguhkan sebagai kepentingan bangsa dan negara.

"Karena ada tantangan-tantangan yang harus diatasi bersama dan waktu yang tersedia untuk kita semua tidak banyak," kata Gus Yahya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement