REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto meminta seluruh elemen pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD untuk memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ia pun menyampaikan tiga pesan Ganjar kepada partai politik pengusung, relawan, dan para pendukungnya.
Pesan pertama Ganjar adalah untuk turun dan bergerak bersama rakyat. Sebab, pencoblosan pada 14 Februari 2024 tinggal 16 hari lagi.
"Kedua, siapkan saksi pemilu dengan sebaik-baiknya, jangan biarkan suara kita dicolong, jangan biarkan suara Ganjar-Mahfud dicuri. Kami minta bantuan PDI Perjuangan, Perindo, Hanura, PPP untuk didukung," ujar Hasto lewat keterangannya, Senin (29/1/2024).
"Tiga, ajari rakyat mencoblos yang baik, yaitu nomor satu dibuka saja, nomor dua dilihat, nomor tiga dicoblos, coblos rambut putih," sambungnya.
Kekuatan Ganjar-Mahfud disebutnya terletak pada kekuatan rakyat. Apalagi pasangan calon nomor urut 3 itu tidak pernah terlibat hukum, tak melanggar etika, dan berasal dari keluarga yang baik-baik saja.
"Saat ini yang terpenting datangi rakyat, jangan melihat hasil survei karena sudah dimanipulasi. Lihat saja sentimen positif kepemimpinan paslon 03 yang paling tinggi," ujar Hasto.
Sebelumnya, Ganjar mengatakan bahwa Jawa Tengah adalah provinsi yang "seksi" untuk diambil suaranya setiap pemilihan umum (Pemilu) 2024. Hal tersebut merupakan jawabannya ketika ditanya soal Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang berkampanye di Semarang, Jawa Tengah.
Namun, ia menegaskan bahwa Jawa Tengah merupakan kandang dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Kekuatan "banteng" di provinsi tersebut juga ditegaskannya kokoh.
"Ini kandang banteng dan cukup kokoh. Maka pasti orang pengin mengambil banteng-bantengnya begitu," ujar Ganjar di Alun-Alun Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (28/1/2024).
Salah satu cara mempertahankan Jawa Tengah adalah dengan gerak pilar-pilar yang ada di PDIP. Namun bagi kader partai yang saat ini berada di ranah eksekutif sedikit berhati-hati usai pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).