Senin 29 Jan 2024 16:27 WIB

Cerita Mahasiswa ITB, Ingin Kuliah Harus Bayar Tunggakan UKT Dulu Hingga Disodorkan Pinjol

Deovie harus membayar tunggakan Rp 18.750.000 kalau ingin mengikuti perkuliahan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Arie Lukihardianti
Ratusan mahasiswa ITB menggelar aksi demonstrasi kepada rektor ITB di gedung rektorat di Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024).
Foto: Fauzi Ridwan
Ratusan mahasiswa ITB menggelar aksi demonstrasi kepada rektor ITB di gedung rektorat di Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Deovie Lentera Hikmatullah (20 tahun) merupakan salah satu mahasiswa ITB yang kesulitan membayar uang kuliah tunggal (UKT) sejak pertama kali menginjakan kaki sebagai mahasiswa ITB di tahun 2020. Tiap semester, ia diharuskan membayar UKT sebesar Rp 12.500.000.

Mahasiswa jurusan teknik biomedis sekolah teknik elektro dan informatika (STEI) ITB ini seringkali mengajukan keringanan UKT. Namun, pihak kampus tidak pernah merespon pengajuan keringanan tersebut dan hanya memberikan penangguhan pembayaran biaya kuliah.

Baca Juga

Deovie mengaku masalah ekonomi keluarga yang membuatnya kesulitan membayar UKT. Apalagi, sosok ayahnya hanya seorang pensiunan. "Total sisa tunggakan saya mencapai Rp 18.750.000," ujar Deovie saat ditemui di aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat ITB, Senin (29/1/2024).

Meski belum pernah menerima keringanan UKT, ia mengaku beberapa kali menerima penangguhan biaya kuliah. Deovie pun tetap diperbolehkan kuliah dengan sejumlah pembatasan.

Pada semester genap tahun 2023/2024 ini, ia mengatakan harus terlebih dahulu menyelesaikan tunggakan sebesar Rp 18.750.000 apabila ingin mengikuti perkuliahan. Apabila tidak dibayar maka dipersilahkan untuk cuti.

Doevie mengaku kebingungan untuk membayar tunggakan tersebut hingga akhirnya pihak kampus menurunkan pembayaran tunggakan menjadi Rp 12.500.000. Namun, Deovie mengaku masih belum bisa membayar biaya tersebut.

Hingga akhirnya, ia mengatakan pihak kampus melalui sistem menyarankan untuk menggunakan aplikasi pinjaman online biaya kuliah Danacita. Namun, ia enggan mengambil saran tersebut karena tidak mau berhutang.

Deovie mengatakan apabila mengambil cuti kuliah maka tetap harus membayar UKT sebesar 50 persen. Dengan bantuan alumni himpunan mahasiswa elektro, akhirnya ia bisa membayar tunggakan Rp 12.500.000 di semester kemarin dan mengisi formulir rencana studi (FRS) untuk perkuliahan.

Namun, ia mengaku UKT di tahun semester genap 2023/2024 belum dibayarkan dan sisa tunggakan. Deovie mengaku mahasiswa yang bernasib serupa dengannya relatif banyak.

Seratus lebih mahasiswa yang tergabung di keluarga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar aksi demonstrasi kepada rektor ITB di gedung rektorat di Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (29/1/2024). Mereka meminta program pinjaman online (pinjol) untuk biaya kuliah mahasiswa tidak mampu dan berbunga dihapus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement