Senin 29 Jan 2024 16:37 WIB

Layanannya Bisa Digunakan Secara Gratis, Bagaimana WhatsApp Meraup Cuan?

Akuisisi oleh Meta menjadi awal hilangnya mode berlangganan WhatsApp.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Aplikasi perpesanan WhatsApp.
Foto: GadgetsNow
Aplikasi perpesanan WhatsApp.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- WhatsApp merupakan salah satu aplikasi berpesan paling populer di dunia yang hingga saat ini tidak menetapkan biaya apa pun untuk penggunanya. Lalu, bagaimana cara WhatsApp bisa mendapatkan keuntungan hingga jutaan dolar AS?

WhatsApp memulai perjalanan finansialnya dengan memutar pendanaan sebesar 250.000 dolar AS atau sekitar Rp 3,95 miliar. Dana ini berasal dari sejumlah mantan pegawai Yahoo yang kini memiliki status co founder di WhatsApp.

Baca Juga

Setelah itu, WhatsApp mendapatkan dua suntikan dana tambahan dengan jumlah yang lebih fantastis, yaitu 8 juta dolar AS (Rp 126,47 miliar) dan 52 juta dolar AS (Rp 822 miliar). Mulanya, dana ini terlihat cukup besar untuk mempertahankan aplikasi, menutupi biaya server, dan memfasilitasi pengiriman pesan konfirmasi kepada para pengguna.

Di fase awal, WhatsApp juga sempat menerapkan model berlangganan yang beragam. Di beberapa negara misalnya, model berlangganan yang diterapkan adalah membayar 1 dolar AS (Rp 15.806) untuk melakukan pengunduhan. Sedangkan di beberapa negara lain, WhatsApp dapat digunakan secara gratis selama setahun, lalu menerapkan biaya tahunan sebesar 1 dolar AS (Rp 15.806) per tahun.

Perbedaan model berlangganan ini tampaknya tidak terasa memberatkan bagi banyak pengguna. Mereka justru merasa model berlangganan seperti ini jauh lebih menghemat biaya dibandingkan sistem SMS biasa yang mengenakan biaya setiap kali mengirim pesan.

Di tengah tak adanya pemasukan resmi, WhatsApp diestimasikan meraup 400 juta pengguna aktif setiap bulan per 2013. Jumlah pengguna yang besar ini membuat WhatsApp memeroleh pemasukan sekitar 10 juta dolar AS atau sekitar Rp 158,12 miliar.

Lalu di paruh pertama 2014, WhatsApp tercatat memiliki pengguna aktif sebanyak 600 juta per bulan sehingga mendatangkan pemasukan sekitar 15,91 juta dolar AS atau sekitar Rp 251,49 miliar.

Perusahaan konsultan Activate menyatakan bahwa WhatsApp menghasilkan keuntungan tahunan rata-rata sebesar 6 sen (atau Rp 46,8) per pengguna pengguna. Namun, ini hanyalah pemasukan total, bukan keuntungan, dan WhatsApp kala itu mendeklarasikan kerugian selama beberapa tahun.

WhatsApp dan Keuntungan Jutaan Dolar AS

Pada 2016, Mark Zuckerberg melalui Facebook melakukan akuisisi terhadap WhatsApp dengan menggelontorkan dana sebesar 19 miliar dolar AS atau sekitar Rp 300,43 triliun. Zuckerberg juga mengeluarkan biaya kompensasi tambahan dalam bentuk saham Facebook, sehingga total biaya yang Facebook keluarkan untuk mengakuisisi WhatsApp mencapai 21,8 miliar dolar AS (Rp 344,65 triliun).

Akuisisi ini juga menjadi awal dari dihilangkannya model berlangganan yang dibebankan kepada pengguna. Perubahan ini memungkinkan para pengguna untuk bisa menggunakan WhatsApp secara gratis.

WhatsApp telah menjadi bagian....

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement