REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Prof Ahmad Zainul Hamdi atau yang akrab dipanggil Prof Inung menanggapi pencanangan Hari Hijab Nasional yang diusulkan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perempuan Ikatan Cendikiawan Muslim (ICMI) untuk diperingati setiap tanggal 8 Maret. Menurut dia, boleh saja mengusulkan Hari Hijab Nasional untuk mengampanyekan jilbab.
"Gak masalah. Ya orang mau mengampanyekan tentang masalah jilbab ya boleh-boleh saja. Mengampanyekan tentang make up saja boleh. Gak ada masalah, fine-fine saja," ujar Prof Inung kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (29/1/2024).
Justru, menurut dia, yang diperlu dikhawatirkan sebenarnya adalah munculnya kasus-kasus yang pernah terjadi di sekolah. Misalnya, kasus sekolah yang memaksa siswinya untuk memakai jilbab. Padahal, menurut dia, memakai jilbab itu sebenarnya bersifat sukarela.
"Orang memakai jilbab atau gak memakai jilbab itu kan sebetulnya kan sukarela, voluntary sifatnya," ucap Prof Inung.
Atau, lanjut dia, ada juga sekolah negeri yang kemudian membuat aturan tertentu sehingga yang tidak berjilbab merasa terdiskriminasi dan tidak mendapatkan pelayanan yang setara dengan siswa lainnya. Menurut Prof Inung, kasus-kasus seperti itu lah yang justru perlu dikhawatirkan.
"Tapi kalau ada gerakan berjilbab dan sebagainya ya silahkan saja, tidak ada masalah," kata Prof Inung.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perempuan ICMI, Welya Safitri menegaskan, Indonesia sebagai negara mayoritas muslim harus memperjuangkan agar Hari Hijab Nasional dapat dicanangkan secara resmi oleh pemerintah Indonesia sebagai wujud kepedulian dan penghormatan negara terhadap pelaksanaan syariat menutup aurat bagi kalangan muslimah.
"Kami akan perjuangkan, agar tiap 8 Maret menjadi Hari Hijab Nasional sebagai wujud penghargaan negara bagi muslimah yang konsisten melaksanakan perintah agama dalam hal berhijab. Karena itu, kita akan berusaha keras agar Presiden Joko Widodo dapat mencanangkan cita-cita mulia tersebut," ujar Welya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (29/1/2024).
Welya, tokoh wanita yang juga sukses menginisasi gerakan Polwan Berjilbab itu sangat berharap menjelang akhir jabatannya Presiden RI itu dapat meninggalkan hadiah manis bagi kaum muslimah di Indonesia dengan Keppres Hari Hijab Nasional tersebut nantinya.