REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Enam kelompok remaja dari beberapa sekolah mempresentasikan aksi nyata mereka dalam mendorong penerapan label pangan dan pilihan pangan yang lebih sehat di sekitarnya. Ini dilakukan di depan lebih dari 300 penonton yang terdiri dari remaja, perwakilan dari pemerintah maupun organisasi masyarakat sipil, dalam kegiatan yang bertajuk Health Heroes Indonesia- Suara dan Aksi untuk Pilihan Pangan lebih Sehat.
Kegiatan dilaksanakan di Gedung Salihara Jakarta Selatan. Aksi mereka merupakan contoh dari 55 aksi lainnya yang dilakukan oleh remaja untuk memberikan dampak positif pada lingkungan sekitarnya. Dalam kegiatan ini, juga ditampilkan suara remaja dari berbagai daerah tentang pangan yang sehat melalui pameran foto karya remaja Indonesia yang secara langsung memotret ‘evolusi kesadaran remaja’ dan cara pandang mereka mengenai hak mendapatkan lingkungan pangan yang lebih sehat.
“SMP Ma’arif sangat bangga atas inisiasi Kantin Sehat dari Djohanes dan Zeehan yang telah diapresiasi oleh beberapa pihak terkait. Kantin sehat membantu siswa memilih opsi makanan yang lebih baik bagi tubuh mereka. Dengan makan makanan bergizi, siswa memiliki energi lebih untuk belajar dan berpartisipasi dalam aktivitas sekolah,” ujar Ernin Fitria selaku Kepala Sekolah SMP Ma’arif NU Jakarta, dikutip pada Senin (29/1/2024).
Ia pun telah mengeluarkan kebijakan agar penjual makanan di kantin sekolah menerapkan informasi nilai gizi pada panganan siap saji yang dijual. Kebijakan ini telah mendorong pengurangan penggunaan garam oleh pedagang di kantin sekolah.
Aksi mereka ini merupakan bagian dari program kerjasama Kementerian Kesehatan RI dan Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN) dengan dukungan pendanaan dari Fondation Botnar. Country Director GAIN Agnes Malipu menjelaskan, program ini bertujuan merubah perilaku remaja agar mengonsumsi makanan yang lebih sehat melalui tiga komponen kegiatan, yaitu edukasi gizi dengan inovasi aplikasi permainan Health Heroes Nutrihunt. Ini melibatkan peran remaja yang bermakna dan perbaikan lingkungan makanan untuk mendukung pilihan makanan yang lebih sehat.
“Kita sadari bahwa pola konsumsi makanan telah menjadi faktor risiko utama yang berkontribusi pada angka kesakitan dan kematian di Indonesia diantaranya diantaranya adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, dan peningkatan gula darah atau diabetes. Faktor risiko ini disebabkan karena kesadaran dan kebiasaan untuk mengkonsumsi makanan sehat masih rendah," papar dia.
"Kondisi ini juga tentunya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pangan dimana ketersediaan pilihan untuk makanan sehat masih terbatas dan juga masalah keterjangkauan dan pemahaman masyarakat," ujar dia menambahkan.
Untuk membantu masyarakat Indonesia dalam memilih makanan yang lebih sehat, Pemerintah Indonesia mewajibkan produsen pangan olahan dan siap saji untuk menerapkan labelan label informasi nilai gizi dan informasi kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan No 30 Tahun 2023. Selain itu, produsen pangan olahan dapat menerapkan logo pilihan lebih sehat pada produknya. Berdasarkan Peraturan BPOM No 26 Tahun 2021, terdapat 20 kategori pangan olahan yang dapat menggunakan logo tersebut.
“Namun demikian, implementasi peraturan-peraturan tersebut masih belum optimal, sehingga perlu ditingkatkan lagi termasuk mengedukasi masyarakat akan pentingya membaca label informasi nilai gizi agar juga dapat mendorong produsen makanan dan minuman untuk menyediakan pilihan makanan yang lebih sehat dan memudahkan konsumen," kata dia.