REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, salah satu hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) yaitu memperkuat ketahanan pangan. Itu guna mencapai target inflasi sebesar 2,5 plus minus 1 persen pada 2024.
"Memperkuat ketahanan pangan dengan tentunya produktivitas itu kita amankan. Kemudian juga ketersediaan data diperlukan," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (29/1/2024).
Upaya penguatan ketahanan pangan, kata dia, dilakukan pula dengan memperkuat strategi antar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Lalu melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi pangan serta komunikasi demi menjaga ekspektasi inflasi.
Airlangga menyebutkan, beragam langkah strategis berikutnya yang disepakati TPIP yaitu menjaga inflasi dalam kisaran sasaran. Di antaranya kebijakan moneter dan fiskal yang mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"HLM TPIP menyepakati beberapa langkah strategis dan konsisten untuk menjaga inflasi untuk di tahun 2024 ini ditarget angka 2,5 plus minus satu persen," jelas dia.
Pemerintah, sambungnya, akan mengendalikan inflasi volatile food agar dapat terkendali di bawah lima persen, berfokus pada komoditas beras, cabai, dan beragam bawang.
Langkah selanjutnya, ujar Airlangga, yakni menjaga ketersediaan pasokan dengan distribusi pangan. Tujuannya mitigasi risiko jangka pendek dan juga mengantisipasi pergeseran musim panen serta menjaga harga menjelang hari besar keagamaan.
HLM TPIP juga menyepakati sasaran inflasi pada 2025, 2026 dan 2027 sebesar 2,5 plus minus satu persen yang nantinya akan ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan. "Ke depan tentu diharapkan target inflasi bisa dicapai sesuai dengan sasaran di tahun 2024," kata dia.
TPIP, ungkap Airlangga, akan melaksanakan rapat koordinasi nasional pada Juni 2024. Rapat itu mengangkat tema pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok guna mendukung stabilitas harga.