Selasa 30 Jan 2024 15:20 WIB

ASEAN Dukung Koridor Kemanusiaan Thailand untuk Pengungsi Myanmar

Thailand mengajukan rencana koridor kemanusiaan untuk memberikan bantuan.

Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menghadiri AMM Retreat yang diselenggarakan di bawah keketuaan Laos di Luang Prabang, pada Senin (29/1/2024)
Foto: AP Photo/Sakchai Lalit
Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menghadiri AMM Retreat yang diselenggarakan di bawah keketuaan Laos di Luang Prabang, pada Senin (29/1/2024)

REPUBLIKA.CO.ID, LUANG PRABANG -- Para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menyelesaikan pertemuan pada Senin (29/1/2024) dan mendukung upaya Thailand membuat koridor kemanusiaan untuk memberikan bantuan pada masyarakat sipil yang terlantar akibat perang sipil di Myanmar.

Menteri Luar Negeri Laos, Saleumxay Kommasith, yang mengetuai pertemuan menyatakan,  Thailand mengajukan rencana koridor kemanusiaan untuk memberikan bantuan dengan aman kepada masyarakat yang terdampak konflik di Myanmar, serta masyarakat yang mengungsi di Thailand. Pertemuan Tingkat menteri yang dimulai Ahad (28/1/2024) tersebut dihadiri oleh seorang pejabat senior pemerintahan militer Myanmar.

Baca Juga

Menjelang tiga tahun sejak kudeta militer di Myanmar menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, ini adalah kali pertama Myanmar mengirimkan perwakilan mereka ke pertemuan penting di ASEAN. Sebelumnya, sejak 21 Oktober 2021, negara anggota ASEAN lainnya hanya memperbolehkan Myanmar untuk mengirim perwakilan nonpolitik.

Saleumxay menyatakan bahwa menteri luar negeri lainnya menyambut kedatangan pejabat senior Myanmar dalam pertemuan tersebut. “Kami yakin semakin banyak interaksi kami dengan Myanmar, semakin banyak pula rasa pengertian kami” terhadap Myanmar dan negara anggota ASEAN lainnya serta komunitas internasional,"  ucapnya.

Menurut Wakil Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow, perwakilan Myanmar menyatakan pada menteri luar negeri lainnya, pemerintah militer Myanmar mengerti akan kekhawatiran ASEAN terhadap situasi di Myanmar, dan menambahkan bahwa mereka berusaha untuk menyelesaikan konflik melalui diskusi gencatan senjata dengan pasukan oposisi.

Pemerintah militer Myanmar menindak keras protes atas kudeta 1 Februari 2021 yang menggulingkan pemerintahan sipil di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi. Sejak Oktober 2023 lalu, pertarungan militer Myanmar melawan kelompok etnis yang menentang rezim militer dan pasukan pro-demokrasi semakin sengit.

Sebagai ketua ASEAN tahun ini, Laos bersedia untuk berinteraksi dengan pemerintah militer Myanmar. Junta Militer Myanmar sebelumnya ingin mengikutsertakan pejabat yang lebih senior seperti menteri luar negeri mereka dalam pertemuan tingkat menteri, tetapi usulan itu ditolak negara anggota ASEAN lainnya.

Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara menyatakan pada wartawan bahwa pemberian bantuan dari Thailand akan dimulai akhir Februari setelah junta Myanmar dan Pemerintah Thailand menentukan wilayah koridor yang menghubungkan Myanmar dan Thailand. Parnpree menambahkan, organisasi bantuan kemanusiaan ASEAN akan mengawasi misi koridor kemanusiaan tersebut.

Negara anggota ASEAN terdiri atas Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

sumber : Antara, kyodo
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement