Selasa 30 Jan 2024 16:13 WIB

Langkah Israel Dipastikan Perparah Kelaparan di Gaza

Sekitar empat dari lima keluarga di Gaza utara kini tidak makan berhari-hari.

Gadis-gadis Palestina mencari barang-barang mereka di antara puing-puing rumah keluarga mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di Deir Al Balah, Jalur Gaza, (29/1/2024).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Gadis-gadis Palestina mencari barang-barang mereka di antara puing-puing rumah keluarga mereka yang hancur akibat serangan udara Israel di Deir Al Balah, Jalur Gaza, (29/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekitar empat dekade lalu, tepatnya 28 Januari 1985, lebih dari 40 penyanyi terkemuka di Amerika Serikat berkumpul di sebuah studio rekaman untuk merekam lagu "We Are The World".

Artis ternama seperti Lionel Richie, Michael Jackson, Quincy Jones, Cyndi Lauper, hingga Bruce Springsteen membawakan lagu yang intinya berisi ajakan guna berdonasi untuk membantu mengatasi wabah kelaparan di Afrika, khususnya di Ethiopia. Hasilnya, satu tahun setelah dirilisnya album "We Are The World", terhimpun dana hingga 44,5 juta dolar AS untuk dana kemanusiaan bagi Afrika.

Baca Juga

Sehingga sedikit banyak juga berkontribusi untuk mengatasi tragedi kelaparan yang merenggut hingga satu juta jiwa di Ethiopia itu. Ironisnya, pada tahun 2024 ini, Israel malah mengajak berbagai negara guna menghentikan pendanaan ke Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, melalui platform X mendesak banyak negara menghentikan pendanaan bagi UNRWA karena tudingan bahwa UNRWA memiliki hubungan dengan Hamas hingga memberikan perlindungan bagi teroris serta membantu melanggengkan kekuasaan Hamas.

Selain itu, Katz juga mendesak agar pimpinan UNRWA dipecat, dilakukan penyelidikan menyeluruh, dan UNRWA harus diganti dengan lembaga-lembaga lain yang "berdedikasi kepada perdamaian dan pembangunan yang sesungguhnya". Israel sepertinya lupa mengenai pernyataan dari Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus yang menulis di X bahwa kelaparan kini sedang melanda dan tengah terjadi di Gaza.

Tedros mengungkapkan, sekitar empat dari lima keluarga di Gaza utara dan separuh keluarga yang mengungsi di wilayah selatan tidak makan siang dan malam selama berhari-hari.

Tidak hanya WHO, Badan PBB Program Pangan Dunia (WFP) juga telah memperingatkan bahwa jumlah orang di Gaza yang menghadapi bencana kelaparan telah mencapai empat kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang menghadapi kondisi serupa di seluruh dunia.

WFP mengingatkan, risiko kelaparan di Gaza meningkat setiap harinya, dunia tidak bisa hanya berdiam diri dan menyaksikan tragedi ini. UNRWA sendiri bukannya tidak diam terhadap tudingan Israel.

Mereka telah memecat sejumlah pegawai yang diduga terlibat tuduhan itu, serta telah membuka penyelidikan terkait dengan tudingan tersebut. Komisioner Jenderal Badan PBB untuk Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini dengan jelas telah mengemukakan kepada sejumlah media bahwa dirinya "telah mengambil keputusan untuk segera mengakhiri kontrak para anggota staf ini dan meluncurkan penyelidikan untuk mengungkap kebenaran tanpa penundaan."

Hamas juga telah membantah tuduhan Israel, dan menyatakan bahwa sebenarnya tujuan dari Israel adalah untuk mencegah pemberian bantuan kepada masyarakat di Jalur Gaza "yang menjadi sasaran genosida" negara Zionis itu.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement