Selasa 30 Jan 2024 19:33 WIB

Guntur Singgung Nasib Presiden Jokowi, Istana Menjawab

Istana mengingatkan persatuan mesti diutamakan dalam tahun politik.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Ari Dwipayana saat memberikan keterangan pers di gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Foto: Republika/Dessy Suciati Saputri
Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Ari Dwipayana saat memberikan keterangan pers di gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Staf Khusus Presiden RI, Ari Dwipayana menilai perlunya kedewasaan dalam berdemokrasi dan juga berpolitik. Ia pun menegaskan agar perbedaan dan persaingan politik tidak kemudian menjadikan lawan politik sebagai musuh.

Hal ini disampaikan Ari menanggapi pernyataan putra presiden Soekarno, Muhammad Guntur Soekarnoputra yang menyinggung soal nasib Presiden Jokowi jika pasangan calon Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menang.

Baca Juga

“Persaingan politik jangan sampai kemudian membuka jarak dan juga membuat kita berjarak satu sama lain, bahkan menanggap apa yang kita sebut lawan politik itu sebagai musuh. Itu adalah sesuatu yang harus kita bangun ke depan karena kedewasaan kita berdemokrasi, kedewasaan berpolitik itu penting sekali,” ujar Ari di gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (30/1/2024).

Ari kemudian mengaku sepakat dengan pernyataan capres Ganjar Pranowo. Menurut dia, pernyataan Ganjar mengingatkan bahwa di tahun politik ini berbagai perbedaan politik dan juga persaingan pasti akan menonjol. Namun, ia mengingatkan bahwa persatuan harus diutamakan.

“Tapi kita harus ingat bahwa kita sama-sama bersaudara satu bangsa satu tanah air. Dan tentu kita harapkan dalam pemilu kita bukan musuh satu sama lain, kita adalah satu saudara,” kata Ari.

Ari juga mendukung pernyataan Ganjar yang menyebutkan bahwa setelah ajang kontestasi ini selesai, maka seluruh masyarakat harus kembali bersatu. Ia pun kemudian mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Soekarno pada pidatonya pada 1 Juni 1945.

“Bahwa yang paling pertama itu adalah persatuan Indonesia. Karena spirit itu harus betul-betul menjadi jiwa kita, yang disampaikan Bung Karno walaupun kita beragam dari pilihan politik, beragam dari pilihan-pilihan yang ada dalam konteks pemilu, perbedaan politik terjadi, tapi jangan sampai perbedaan itu menghilangkan apa yang kita sebut sebagai semangat persatuan Indonesia,” jelas Ari.  

Ia juga menekankan bahwa bangsa Indonesia tidak bisa dibangun sendiri dan membutuhkan gotong royong serta kolaborasi dari seluruh masyarakat.

“Walaupun memang ada di pemerintahan, ada yang kemudian berada di luar pemerintahan tapi semangatnya harus sama yaitu sama-sama membangun negara ini lebih maju dengan gotong royong,” ujar dia.

Sebelumnya, putra Presiden Pertama Republik Indonesia, Muhammad Guntur Soekarnoputra mengatakan bahwa saat ini tim pemenangan fokus terlebih dahulu terhadap pemenangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Adapun persoalan Joko Widodo (Jokowi) setelah masa kepemimpinannya habis, lebih baik dibahas nanti.

“Kalau itu (menang Pilpres 2024) sudah tercapai, kekuasaan dan hak preroregratif ada di Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Baru yang lain kalau kita apa-apain gampang, termasuk Jokowi tuh mau kita apain, kita nantilah,” ujar Guntur di Rumah Aspirasi Relawan, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Saat ini, pemenangan Ganjar-Mahfud harus diprioritaskan jelang Pilpres 2024. Hal tersebut juga sesuai dengan ajaran Soekarno, yakni mendahulukan yang tidak bisa ditunda.

“Kita harus ambek paramaarta yang artinya kita dahulukan semua hal-hal yang sudah tidak dapat ditunda dan menunda semua hal yang masih bisa kita tunda,” ujar Guntur.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement