Selasa 30 Jan 2024 20:45 WIB

Survei: Beauty Standard Wanita Indonesia tak Lagi Kulit Putih

Kulit putih dinilai tak lagi menjadi standar kecantikan masa kini.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita sedang melakukan perawatan kecantikan (ilustrasi). Beauty standard wanita Indonesia sudah tidak lagi mengutamakan kulit putih
Foto: Dok. Freepik
Wanita sedang melakukan perawatan kecantikan (ilustrasi). Beauty standard wanita Indonesia sudah tidak lagi mengutamakan kulit putih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ZAP meluncurkan ZAP Beauty Index 2024, survei tahunan yang memotret perilaku wanita Indonesia tentang dunia kecantikan, bekerjasama dengan Markplus. Hasilnya, beauty standard wanita Indonesia sudah tidak lagi mengutamakan kulit putih, bahkan total wanita Indonesia yang sepakat dengan hal ini mencapai 98,9 persen.

ZAP Beauty Index 2024 melibatkan 9.000 wanita Indonesia berusia 15 hingga 65 tahun, kemudian ditanyakan, apa arti cantik bagi mereka. “Terkait definisi cantik, hampir seluruh (98,9 persen) wanita Indonesia sepakat bahwa kulit putih tak lagi menjadi standar kecantikan masa kini,” ujar COO Markplus, Yassanova, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (30/1/2024). 

Baca Juga

Ternyata, memiliki kulit wajah yang mulus dan glowing juga berpenampilan baik atau well-dressed menjadi tiga syarat cantik versi wanita Indonesia. Sebanyak 63,4 persen wanita Indonesia merasa cantik bila memiliki wajah mulus, glowing, dan well-dressed. Dari persentase tersebut, kulit wajah yang mulus mendapatkan perolehan 30,7 persen, sementara kulit wajah yang glowing mewakili 16,3 persen pendapat wanita Indonesia terkait arti cantik.

Hanya dalam dua tahun saja yakni 2021 ke 2023, wanita Indonesia tidak lagi mendefinisikan kulit putih sebagai beauty standard. Pada 2021 jumlahnya masih 13,6 persen dan kini jumlahnya hanya 1,1 persen. Karena beauty standard bergeser dari kulit putih menjadi kulit glowing, wanita Indonesia juga sudah sangat pintar dalam memilih produk-produk skincare.

“Kadang-kadang wanita Indonesia sekarang sudah lebih pintar daripada dokter. Kayak udah tahu gitu kandungannya 1 persen, niacinamide, kenapa? Karena 66,4 persen wanita Indonesia mementingkan kandungan produknya dan lebih besae dibandingkan mempertimbangkan merek (42,8 persen),” ucap Yassanova.

Artinya, wanita Indonesia tidak lagi memikirkan brand terkenal tetapi lebih melihat apakah kandungannya bagus atau tidak. Selain itu, wanita Indonesia juga mulai memilih produk-produk yang ramah lingkungan, alami, serta halal.

Lantas, permasalahan kulit seperti apa yang dikhawatirkan wanita Indonesia? Saat ini yang pling banyak ditakuti adalah wajah yang tampak kusam atau tua. Apalagi penyebab kulit kusam dan tua ini adalah sinar UV matahari, sehingga sunscreen menjadi skincare yang paling banyak dibeli.

Bahkan, wanita Indonesia yang masuk dalam kategori usia Gen Z, banyak yang sudah merasa mengalami tanda-tanda penuaan. Ada 44,9 persen Gen Z menginginkan produk skincare yang dapat memperlambat proses penuaan. “Yang paling ditakutkan wanita Indonesia itu kulit yang nggak segar,” ucap Yassanova.

Meskipun beauty standard telah bergeser, namun tidak dipungkiri beauty privilege masih tinggi di Indonesia. Tetapi dengan angka yang ditunjukan oleh ZAP Beauty Index 2024, juga menjadi acuan sejauh mana beauty privilege dalam pandangan wanita Indonesia.

Beauty privilege is real, sekian persen orang merasa hal itu terjadi di dirinya atau di lingkungannya. Banyak hal baru juga dari hasil survey seperti ini,” ujar CEO ZAP, Fadly Sahab, dalam kesempatan yang sama.

Ini merupakan survei pertama dan paling komprehensif mengenai kebiasaan konsumen dan industri kecantikan Indonesia, hasil kerja sama ZAP dengan MarkPlus. Setiap tahunnya sejak survei pertama dirilis pada 2019, ZAP berupaya membantu memberikan perspektif terhadap tren industri kecantikan Tanah Air.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement