Selasa 30 Jan 2024 23:12 WIB

Dalil Ziarah Kubur dalam Kitab Bulughul Maram

Umat Islam tidak dilarang melakukan ziarah kubur.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Muhammad Hafil
Warga Pangkalpinang melakukan ziarah kubur sebelum menggelar tradisi sedekah ruwahan (ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga Pangkalpinang melakukan ziarah kubur sebelum menggelar tradisi sedekah ruwahan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Islam tidak dilarang melakukan ziarah kubur. Amalan ini bukanlah bid'ah sehingga tidak perlu dihindari. Lantas apa dalil ziarah kubur? 

Sebelum membahas lebih jauh mengenai dalil ziarah kubur, umat Islam sebaiknya memahami dulu makna dari bid'ah. KH Syukron Makmun dalam buku Apa Itu Bid'ah menjelaskan dengan mengutip penjelasan dari Imam Syafii tentang bid'ah. Bahwa di dalam Islam, bid’ah terbagi menjadi dua: yakni bid’ah yang baik dan bid'ah yang buruk. 

Baca Juga

Adapun bid'ah yang baik ciri-cirinya adalah segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan Alquran dan hadits, sedangkan bid'ah yang buruk justru sebaliknya. Sedangkan doa, zikir, sholawat, dan amalan shalih termasuk bid'ah yang baik. 

Dalam ajaran ahlussunnah wal jamaah, hukum ziarah kubur adalah sunnah. Dalam kitab Bulughul-Maram karya Ibnu Hajar Al Asqalani disebutkan bagaimana Rasulullah kerap melakukan ziarah kubur semasa hidupnya. Hal ini bersumber dari hadits dengan kadar hasan riwayat Imam Tirmidzi.

Hadisnya berbunyi, “Wa an Ibni Abbas, qala: marra Rasulullahi SAW biquburil-madinati fa-aqbala alaihim biwajhihi faqala: ‘Assalamualaikum ya ahlal-kubur, yaghfirullahu lana wa lakum antum salafuna wa nahnu bil-atsar."

Yang artinya, “Dari Ibnu Abbas, dia berkata: pernah Rasulullah SAW melewati areal pemakaman di Madinah dan beliau menghadapkan wajah kepada para penghuni kubur sambil berkata: ‘Assalamualaikum wahai penghuni kubur (ahli kubur). Semoga Allah memberi ampunan kepada kami dan kepada kalian. Kalian adalah para pendahulu kami, dan kami akan menyusul kalian."

Dalam kitab Shahih Muslim juga disebutkan bagaimana Rasulullah kerap menghaturkan doa ketika keluar dari rumahnya di Madinah dan menuju makam Baqi pada akhir malam. Beliau menyapa para penhuni makam Baqi dengan kalimat berikut:

Assalamualaikum daara qaumin mu’minin wa atakum tu’adun ghadan mua’jjalun wa inna insya Allah bikum lahiqun."

Yang artinya, “Assalamualaikum, wahai tempat yang (di mana di dalamnya) bersemayam umat mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insya Allah akan menyusul kalian."

Umat Islam di kemudian hari mengenal bahwa melakukan ziarah kubur merupakan salah satu kegiatan yang dapat memantik rasa mendalam dalam memaknai kematian. Bahwa sesungguhnya kematian adalah suatu hal yang pasti dan sekiranya dapat menjadi pelajaran berharga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement