REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menjadi acuan BUMN asal Tanzania, Tanzania Electricity Supply Co Ltd (Tanesco) dalam pengelolaan energi panas bumi, yang sekaligus menjadi salah satu upaya mencapai target bersama menuju net zero emission (NZE).
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha mengatakan fasilitas pengembangan energi panas bumi PLTP Gunung Salak, Jawa Barat, yang dimiliki perusahaan, ditetapkan menjadi lokasi acuan Tanesco.
"Benchmarking (acuan) fasilitas pengembangan panas bumi PLN Indonesia Power ini sebagai tindak lanjut dari kerja sama antara PT PLN (Persero) dan Tanesco dalam bisnis kelistrikan yang reliable dan sustainable di Tanzania," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (30/1/2024).
Menurut Edwin, Tanesco akan mempelajari langkah transformasi bisnis PLN Indonesia Power, sehingga bisa diadopsi untuk membuat sistem kelistrikan, yang lebih reliable dan sustainable di Tanzania.
Selain itu, Edwin mengungkapkan PLTP Gunung Salak menjadi acuan Tanesco karena keunggulannya mendukung sistem kelistrikan Istana Presiden di Bogor, Jawa Barat. Selain mendapatkan penghargaan lingkungan Proper Emas, PLTP Gunung Salak juga menjalankan program beyond kWh melalui perdagangan karbon menggunakan VCUs atau voluntary carbon unit.
Sebagai BUMN utilitas publik Tanzania, Tanesco bertanggung jawab atas pembangkitan, transmisi, distribusi, dan penjualan listrik di salah satu negara Afrika Timur tersebut. Perusahaan menggunakan berbagai sumber energi, termasuk pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, dan gas.
"Ditetapkannya PLN Indonesia Power sebagai acuan Tanesco menjadi suatu kebanggaan sebagai salah satu subholding PT PLN (Persero) terbesar dengan kapasitas 21,08 GW (gigawatt)," tutur Edwin.
Edwin menambahkan kerja sama untuk mencapai cita-cita bersama menuju NZE khususnya dalam hal continuous improvement and the adoption of best practices, yang berkontribusi pada keberlanjutan produksi energi panas bumi.
"PLN Indonesia Power akan senantiasa menunjukkan wujud komitmennya dalam mendukung transisi energi di Indonesia," ujarnya.
Hal itu terbukti melalui pengelolaan PLTP, yang mencapai 575 MW di Indonesia yang secara andal dikelola Unit PLN IP UBP Kamojang. Dari jumlah 575 MW tersebut, PLN Indonesia Power berkontribusi sebesar 24 persen dari total energi panas bumi di sistem kelistrikan Indonesia.
Managing Director Tanesco Boniface Gissima Nyamo-Hanga mengaku takjub dengan sistem pengoperasian yang dilakukan oleh PLN khususnya PLN Indonesia Power.
Terlebih dengan adanya virtual power plant (virpop), yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran PLTP secara digital.
"Saya sangat senang dan puas sudah berkunjung ke sini. Ke depannya, kami juga akan mengembangkan sistem yang serupa di Tanzania, serta kami juga ingin bertukar expertise dalam pengembangan sistem ini. Selain itu, kami mengucapkan terima kasih karena sudah diajak untuk berkeliling di pembangkit yang hijau dan bersih ini," sebut Boniface.