REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data survei LSI Denny JA yang menyebutkan bahwa 84% publik menginginkan Pilpres berlangsung satu putaran dinilai sangat wajar dan masuk akal. Terutama, karena mayoritas publik juga (63%), beralasan untuk menghemat anggaran.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Gerindra, Hashim Djojohadikusumo kepada pers, di Jakarta, Selasa (30/1). “Saya kira sudah benar apa yang diinginkan mayoritas publik tersebut, karena wajar dan masuk akal. Memang sebaiknya satu putaran,” kata Hashim.
Dalam kontek itulah, Hashim mengajak semua pihak, terutama para elit politik untuk menjadikan temuan survei tersebut sebagai aspirasi rakyat yang harus didengar dengan baik, bijak dan berjiwa besar. Termasuk, bijak terhadap data sejumlah lembaga survei yang menyebutkan pasangan Prabowo-Gibran yang berpotensi menang satu putaran tersebut.
“Datanya kan memang seperti itu, bahwa Prabowo-Gibran yang potensial menang satu putaran. Tinggal tugas kita sekarang, bagaimana menyukseskan aspirasi mayoritas rakyat agar Prabowo-Gibran benar-benar bisa satu putaran,” tegasnya.
Adik Prabowo Subianto ini mengaku yakin, jika merujuk hampir seluruh lembaga survei, Pilpres satu putaran itu sangat mungkin terjadi. Apalagi, data terbaru juga menunjukan, Paslon 02 sudah tembus di angka elektabilitas magic number, yaitu 50,7%.
Jika pun ada plus minus margin of error, kata Hashim, tetap Prabowo-Gibran yang paling berpeluang. “Sebagai pribadi dan pengurus partai Gerindra, sudah tentu saya senang jika satu putaran itu bisa terwujud untuk kemenangan Pak Prabowo-Gibran,” ungkapnya.
Yang pasti, menurut Hashim, jika Pilpres berlangsung satu putaran, bukan saja ada anggaran sebesar kurang lebih 17 triliun yang bisa dihemat, juga bisa menghemat waktu, dan energi bangsa ini. Sehingga, Prabowo-Gibran sebagai capres dan cawapres terpilih bisa langsung bekerja.
“Saya kira ini bukan hanya harapan saya pribadi dan partai pengusung, tapi juga harapan mayoritas rakyat Indonesia. Dengan begitu, Pak Prabowo bisa langsung bekerja dan merangkul kembali semua potensi, kekuatan, dan pihak-pihak yang selama ini mungkin menjadi kompetitor untuk bersatu memajukan bangsa ini,” tandasnya.