REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menilai, Menhan Prabowo Subianto sudah menunjukkan kebesaran hatinya untuk kepentingan bangsa Indonesia. Erick menyampaikan, kolaborasi yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo terbukti bisa memberikan manfaat besar untuk kemajuan Indonesia.
"Butuh jiwa besar untuk bisa menghilangkan ego dan memilih untuk maju bersama demi kepentingan nasional yang lebih besar," ujar Erick di akun Instagram, @erickthohir di Jakarta pada Rabu (31/1/2024).
Sebagai individu, Erick mengungkapkan, dua alasan yang mendorongnya untuk tegas memilih calon presiden dan wakil presiden yang didukung oleh Presiden Jokowi. Kedua alasan tersebut, menurut Erick, sangat penting demi Indonesia yang semakin maju dan kuat.
Alasan pertama, menurut Erick, adalah Jokowi merupakan sosok pemimpin bangsa yang sukses mempersatukan bangsa saat Indonesia dilanda oleh pandemi covid-19. Dia menyebut, Jokowi yang memutuskan vaksin Covid diberikan secara gratis, padahal di negara lain berbayar. Begitu juga dengan pengobatannya.
"(Saat) Covid-19, semua kita bersatu. Yang merangkul saat itu adalah Pak Jokowi. Kebayang gak, saat kita menghadapi Covid-19, kita masih terpecah-pecah secara politik. Saya rasa tingkat kegagalannya lebih dari 70 persen," kata Erick.
"Karena seperti hari ini, selalu ada perdebatan, benar atau salah. Yang benar dibilang salah, yang salah dibilang benar. Pada saat itu, bayangkan, ketika rakyat Indonesia membutuhkan kebersamaan. Butuh kepemimpinan untuk menyelesaikan masalah rakyat," ucap Erick menambahkan.
Untuk itu, kata Erick, pilihannya untuk mendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka adalah Solusi bagi Indonesia. "Jadi saya cuma lihat sinyal dari Allah SWT, dari Tuhan. Karena beliau-beliau bersatu di saat Covid-19. Jadi saya merasakan itu sebagai individu, bagaimana saya juga kehilangan saudara. Saya rasa ini adalah solusi," ucap Erick.
Adapun alasan kedua, menurut Erick, Jokowi merupakan presiden yang memiliki approval rate atau tingkat kepercayaan yang tinggi, yaitu di kisaran 70-80 persen. Menurut Erick, tidak ada pemimpin dunia yang punya rating setinggi itu.
"Beliau (Jokowi) manusia, pasti ada kekurangan. Kita semua punya kekurangan, saya apalagi paling banyak kekurangannya. Tetapi Beliau terlihat masih menjadi figur yang luar biasa, yang membawa bangsa kita ke situasi pertumbuhan ekonomi yang baik," kata Erick.
Bagi Erick, banyak yang mengkritik terkait harga mahal. Padahal, inflasi di Indonesia pada akhir 2023 mencapai 2,6 persen. Angka itu terbilang rendah dibandingkan dengan negara lain yang menderita hingga 10 persen.
Menurut Erick, harga pangan memang kerap berfluktuasi, terkadang mahal dan kadang murah. Itu tergantung keadaan, seperti saat ada perang Ukraina, ada penindasan di Jalur Gaza, hingga yang terbaru ada konflik di Laut Merah, maka aliran logistik tergantung bisa lebih mahal.
"Coba kita bandingkan inflasi negara-negara di dunia, ada yang 10-15 persen. Jauh. Mereka gak marah, di sini malah disuruh marah. Kita sebagai bangsa jangan sering mendiskreditkan, atau mempermalukan muka kita sendiri. Dimana akhirnya media asing persepsinya terbangun, seakan-akan bangsa kita bangsa yang rendah, persepsinya jelek," ucap Erick.