REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berhasil menutup tahun 2023 dengan kinerja cemerlang dan tumbuh secara berkelanjutan. Penopang utama kinerja impresif BRI hingga akhir tahun 2023 tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp 1.266,4 triliun.
"Pencapaian BRI tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit industri perbankan nasional yang sebesar 10,4 persen yoy di sepanjang tahun 2023," ujar Direktur Utama BRI Sunarso dalam Pemaparan Kinerja Keuangan BRI Tahun 2023 di Jakarta Rabu (31/1/2024).
Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, segmen mikro tercatat tumbuh 10,9 persen yoy menjadi Rp 611,2 triliun, segmen konsumer tumbuh 13,4 persen yoy menjadi Rp 190,0 triliun. Kemudian segmen kecil dan menengah tumbuh 8,6 persen yoy menjadi Rp 267,5 triliun dan segmen korporasi tumbuh 13,8 persen yoy menjadi Rp 197,7 triliun.
"Apabila ditotal, portofolio kredit UMKM BRI mencapai 84,4 persen dari total penyaluran kredit BRI atau setara Rp 1.068,7 triliun," ungkap Sunarso.
Lebih lanjut Sunarso mengatakan, keberhasilan BRI dalam meningkatkan portofolio kredit UMKM tak terlepas dari akselerasi sumber pertumbuhan baru melalui integrasi ekosistem ultra mikro, dimana hingga akhir Desember 2023 jumlah nasabah holding ultra mikro tercatat mencapai 37,3 juta peminjam. Keberhasilan BRI Group mengintegrasikan nasabah di segmen ultra mikro tersebut berdampak terhadap penurunan jumlah nasabah yang belum mendapatkan akses keuangan formal.
"Salah satunya adalah pemberdayaan pelaku usaha wanita di segmen ultra mikro oleh PNM yang mampu menyalurkan Rp41,6 triliun kepada 15 juta pelaku usaha wanita melalui PNM Mekaar," kata Sunarso.
Sunarso pun membandingkan pencapaian PNM dengan Grameen Bank, lembaga pembiayaan di Bangladesh penerima hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2006. Dari situs resminya, Grameen Bank secara akumulasi telah menyalurkan pinjaman kepada 10,5 juta orang. Sama seperti PNM, mayoritas nasabah lembaga tersebut adalah kalangan perempuan yang mencapai 97 persen.
“Oleh karenanya PNM yang tergabung dalam Holding Ultra Mikro, kini pantas mengklaim dirinya sebagai group lending terbesar di dunia. Hal ini merupakan wujud BRI Group dalam melakukan pemberdayaan kepada wanita prasejahtera (underprivileged women) dan mendukung pencapaian SDGs khususnya yang terkait dengan kesetaraan gender,”, jelas Sunarso.
Tak hanya berhasil mengakselerasi penyaluran kredit hingga diatas pencapaian industri perbankan nasional, BRI juga mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Tercatat NPL BRI hingga akhir Desember 2023 terkendali di level 2,95 persen dengan NPL Coverage sebesar 229,09 persen.
Sementara itu Loan at Risk (LAR) BRI tercatat sebesar 13,8 persen pada akhir Desember 2023, dimana angka ini sudah menurun signifikan apabila dibandingkan dengan LAR BRI pada posisi tertinggi saat puncak COVID di September 2020 yakni sebesar 29,8 persen.