Rabu 31 Jan 2024 13:54 WIB

Pasukan Israel Serbu Rumah Sakit Al-Amal di Khan Younis

Proses pengiriman makanan itu memang telah tertahan di pos pemeriksaan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Setyanavidita livicansera
Tangkapan layar CCTV memperlihatkan tentara Israel menyamar sebagai dokter, perawat, dan warga sipil saat menyerang Rumah Sakit Ibnu Sina, Jenin, di bagian utara Tepi Barat yang diduduki, Selasa (30/1/2024).
Foto: Tangkapan layar
Tangkapan layar CCTV memperlihatkan tentara Israel menyamar sebagai dokter, perawat, dan warga sipil saat menyerang Rumah Sakit Ibnu Sina, Jenin, di bagian utara Tepi Barat yang diduduki, Selasa (30/1/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, pasukan Israel telah menyerbu Rumah Sakit (RS) Al-Amal di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada Selasa (30/1/2024). Saat ini Khan Younis merupakan salah satu medan pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas.

Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan, setelah menyerbu RS Al-Amal, pasukan Israel memerintahkan orang-orang yang berlindung di RS tersebut untuk pergi. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemudian segera membantah keterangan Bulan Sabit Merah Palestina soal penyerbuan RS Al-Amal. “Tidak ada penyerbuan ke RS, masuk ke dalamnya, atau perintah apa pun kepada orang-orang untuk pergi dengan todongan senjata,” ujar seorang juru bicara IDF.

Baca Juga

Pada Selasa lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) turut menyampaikan keprihatinan atas kian intensnya pertempuran di sekitar RS Al-Nasser di Khan Younis. “Situasi di sekitar Nasser semakin memburuk; penembakan, perkelahian, sulitnya akses bagi orang-orang untuk mencapai Nasser atau sulitnya untuk keluar,” kata Juru Bicara WHO, Christian Lindmeier dalam pengarahan di Jenewa, Swiss.

Selain petugas medis dan pasien, RS Al-Nasser turut menampung ribuan pengungsi pengungsi atau warga yang telah kehilangan tempat tinggal akibat perang. WHO mengungkapkan, pada Selasa lalu, kendaraan pengangkut bantuan makanan untuk RS Al-Nasser diserbu warga yang kelaparan.

Proses pengiriman makanan itu memang telah tertahan di pos pemeriksaan Israel. Christian Lindmeier mengatakan, pada Senin (29/1/2024) lalu, WHO juga berusaha mengirimkan bahan bakar ke RS Al-Nasser. Bahan bakar merupakan pasokan penting agar RS tersebut dapat tetap beroperasi.

Namun Israel tak mengizinkan pengiriman tersebut. “Penolakan dan penundaan adalah bagian dari pola yang menghambat pasokan kemanusiaan mencapai RS dan dapat membuat RS tidak berfungsi,” ujar Lindmeier.

Sebelumnya WHO sempat menyampaikan bahwa separuh dari staf medis di RS Al-Nasser telah meninggalkan fasilitas tersebut untuk menyelamatkan diri. WHO juga menyebut bahwa dari 24 dokter, hanya tersisa dua dokter di RS tersebut.

Saat ini sebagian besar RS di Jalur Gaza sudah tak beroperasi atau berhenti berfungsi. Hal itu terjadi akibat pengeboman tanpa pandang bulu yang dilakukan Israel serta dihambatnya pasokan medis.

Pada 15 November 2023 lalu, pasukan Israel menyerbu RS Al-Shifa yang merupakan RS terbesar di Jalur Gaza. Penyerbuan dilakukan karena IDF mengklaim terdapat markas komando Hamas di bawah bangunan RS tersebut. Menurut IDF, Hamas telah membangun jaringan infrastruktur militer dan menyimpan senjata di dalam RS Al-Shifa serta area pekarangannya. 

Namun setelah menduduki RS Al-Shifa dan membuatnya tak berfungsi, IDF tak bisa membuktikan klaimnya bahwa terdapat markas komando Hamas di bawah bangunan RS tersebut. Hingga saat ini pertempuran antara Israel dan Hamas serta kelompok perlawanan Palestina lainnya masih berlangsung di Gaza.

Lebih dari 26.700 warga Palestina sudah terbunuh sejak Israel memulai agresinya ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar korban meninggal adalah perempuan dan anak-anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement