REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam agama Islam, berdoa merupakan suatu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan. Doa merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT, mengekspresikan kebutuhan, kesyukuran, memohon petunjuk, serta meminta ampun dan perlindungan.
Allah SWT befirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”(QS Gafir [40]:60)
Ada banyak doa yang bisa dipanjatkan umat Islam, di antaranya doa agar kelak meninggal dalam keadaan Islam dan menyusul orang sholeh. Doa ini telah diungkapkan ulama bergelar Sulthanil Ulama, Syekh Izzuddin bin Abdussalam (w. 660 H) dalam kitabnya yang berjudul “Syajaratul Ma’arif”.
1. Doa pertama terdapat surat Yusuf, yaitu:
تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ
Artinya: “Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh.” (QS Yusuf [12]: 101).
Berdasarkan tafsir Tahlili Kemenag, ayat ini adalah doa yang diucapkan Yusuf sesudah Allah SWT menyelamatkannya dari dalam sumur, membebaskan dari fitnah istri al-Aziz dan perempuan-perempuan lainnya, membebaskan dari penderitaan dalam penjara, dan menganugerahinya pangkat dan kedudukan sesudah bebas dari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya.
Dalam petikan doanya, Yusuf berkata, “ Ya Allah Yang Mahakuasa! Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, sesuai dengan wasiat leluhurku yang berbunyi:
وَوَصّٰى بِهَآ اِبْرٰهٖمُ بَنِيْهِ وَيَعْقُوْبُۗ يٰبَنِيَّ اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰى لَكُمُ الدِّيْنَ فَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: “Dan Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub, “Wahai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim”. (QS Al-Baqarah [2]: 132).
Yusuf melanjutkan doanya dengan mengatakan, “Ya Allah Ya Tuhanku! Masukkanlah aku ke dalam kelompok orang-orang yang saleh dari leluhur kami seperti Nabi Ibrahim, Ismail, dan Ishak, begitu pula dengan para nabi dan rasul sebelumnya. Engkaulah Maha Pengasih, Maha Pemurah, dan Mahakuasa atas segala sesuatu.”
2. Doa kedua terdapat dalam surat Al-A’raf, yaitu:
رَبَّنَآ اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَّتَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ
Artinya: “….Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu).” (QS Al-A’raf [7]: 126).
Menukil Tafsir Tahlili Kemenag, dalam ayat ini Allah menceritakan tentang para pesihir di zaman Fir’aun yang telah beriman. Mereka lalu berdoa kehadirat Allah, semoga mereka diberi kesabaran, dan apabila Allah mewafatkan mereka hendaklah dalam keadaan berserah diri kepada-Nya.
Doa mereka kepada Allah agar diberi kesabaran menunjukkan betapa pentingnya kesabaran dalam setiap perjuangan, terutama perjuangan melawan kezaliman. Kesabaran tidak hanya berarti kemampuan menahan diri mereka dari kemarahan, akan tetapi juga berarti mawas diri, mengendalikan hawa nafsu, serta tangguh menghadapi segala rintangan dan penderitaan.
3. Doa ketiga terdapat dalam surat Ali Imran, yaitu:
وَتَوَفَّنَا مَعَ الْاَبْرَارِۚ
Artinya: “…..Dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang selalu berbuat kebaikan”. (QS Ali Imran [3]: 193).
Ayat ini berisi permohonan agar diberikan kematian dalam keadaan husnul khatimah, bersama-sama dengan orang-orang baik yang banyak berbuat kebajikan.