Rabu 31 Jan 2024 18:35 WIB

Kapasitas Energi Angin dan Surya di China Diprediksi Lampaui Batu Bara

China akan bangun sekitar 1.300 gigawatt kapasitas tenaga angin dan surya di 2024.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan matahari di China akan melampaui batu bara untuk pertama kalinya pada tahun 2024.
Foto: www.freepik.com
Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan matahari di China akan melampaui batu bara untuk pertama kalinya pada tahun 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin dan matahari di China akan melampaui batu bara untuk pertama kalinya pada tahun 2024. Hal ini merujuk pada laporan dari Dewan Kelistrikan China (CEC).

CEC dalam laporan tahunannya menyatakan bahwa angin dan matahari yang terhubung ke jaringan listrik akan mencapai sekitar 40 persen dari kapasitas pembangkit listrik yang terpasang pada akhir tahun 2024, dibandingkan dengan batubara yang diperkirakan sebesar 37 persen.

Baca Juga

Sebagai perbandingan, tenaga angin dan surya bersama-sama mencapai sekitar 36 persen dari kapasitas pada akhir tahun 2023, dan batu bara hanya di bawah 40 persen.

Menurut perkiraan CEC, China akan membangun sekitar 1.300 gigawatt (GW) kapasitas tenaga angin dan surya pada akhir tahun 2024, yang berarti Cina telah melampaui target resminya sebesar 1.200 GW pada tahun 2030.

“Kapasitas pembangkit dari semua sumber bahan bakar non-fosil, termasuk nuklir dan hidro, mencapai lebih dari setengah dari total kapasitas pembangkit untuk pertama kalinya pada tahun 2023,” kata CEC seperti dikutip Reuters, Rabu (31/1/2024).

Namun, CEC tidak memberikan rincian perkiraan untuk pembangkit listrik yang sebenarnya, yang masih didominasi oleh batu bara. Tahun lalu, batu bara menyediakan hampir 60 persen listrik yang dikonsumsi.

CEC melihat konsumsi listrik tumbuh sebesar 6 persen tahun ini, turun sedikit dari tingkat pertumbuhan 6,7 persen pada tahun 2023, ketika permintaan pulih dari titik terendah setelah pandemi.

CEC mengatakan bahwa pasokan listrik bisa jadi terbatas selama puncak permintaan untuk pemanasan di musim dingin dan pendinginan di musim panas. CEC kemudian merekomendasikan langkah-langkah yang lebih baik untuk mengekang konsumsi, seperti penetapan harga berdasarkan waktu penggunaan.

CEC juga mendesak pemerintah untuk mengembangkan sistem pembayaran kapasitas, guna memberi insentif pada penyimpanan baterai dan teknologi penyimpanan energi baru lainnya sesegera mungkin. Ini dinilai penting untuk membantu memasukkan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik.

CEC juga menyarankan untuk mempercepat pembangunan pumped storage hydro (PSH) atau metode penyimpanan energi berskala besar yang dapat diubah menjadi pembangkit listrik tenaga air.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement