Rabu 31 Jan 2024 15:53 WIB

Green Jobs dan Bangunan Zero Carbon: Menuju Masa Depan yang Berkelanjutan

Bangunan menyumbang sekitar 40 persen emisi gas rumah kaca global.

Rima Ginanjar, Arsitek Spesialis Zero Carbon. Sponsored
Foto: Dok Pribadi
Rima Ginanjar, Arsitek Spesialis Zero Carbon. Sponsored

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rima Ginanjar, Arsitek Spesialis Zero Carbon. Sponsored.

Kita menghabiskan sekitar 90 persen hidup kita di dalam bangunan, mulai dari rumah pribadi hingga kantor. Segala aktivitas seperti bekerja, belajar, berdoa, dan beristirahat terjadi di dalamnya. Sayangnya dampak bangunan terhadap iklim sangat signifikan.

Baca Juga

Bangunan menyumbang sekitar 40 persen emisi gas rumah kaca global dan menjadi sektor terbesar dalam konsumsi listrik dunia. Karena itu dekarbonisasi bangunan menjadi sangat penting.

Transisi menuju Zero Carbon bukan hanya sebuah tantangan, tetapi juga membuka peluang bagi tenaga kerja global. Dalam upaya mencapai Zero Carbon, keberadaan green jobs atau pekerja yang memiliki keahlian hijau menjadi krusial. Proyeksi menunjukkan pada 2026, permintaan akan keahlian ini akan melampaui pasokan, menekankan perlunya peningkatan jumlah green jobs secara global.

Sebuah studi pada 2023 oleh World Economic Forum dan Accenture memberikan pandangan tentang pekerjaan yang dapat berkontribusi pada ekonomi global yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Studi tersebut menemukan hanya satu persen dari total lapangan kerja yang memenuhi definisi pekerjaan hijau. Untuk mengatasi kekurangan ini, diperlukan penciptaan lebih dari 12 juta green jobs di sepuluh negara yang diteliti.

Pertumbuhan ini mencakup peningkatan jumlah pekerja di bidang pertanian dan kehutanan (11 juta); lebih banyak insinyur lingkungan, sipil, dan kimia (lebih dari 70 ribu); serta peningkatan peran konstruksi lingkungan (hampir 80 ribu). Meskipun Afrika Selatan, Tiongkok, Britania Raya, dan Brasil menghadapi kekurangan pekerjaan hijau yang signifikan, penting bagi semua negara untuk meningkatkan tenaga kerja hijau guna mencapai tujuan Zero Carbon.

Aksi iklim tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga dapat mengurangi biaya dan menciptakan lapangan kerja secara bersamaan. Bangunan, sebagai pusat kehidupan kita, bukan hanya struktur semata. Dengan teknologi dan kemitraan, kita dapat mengubah bangunan-bangunan ini menjadi aset yang fleksibel dan dapat beradaptasi, membawa peluang untuk mengatasi tantangan besar seperti

perubahan iklim.

Seiring dunia beralih menuju Zero Carbon, permintaan akan green jobs akan semakin meningkat. Karena itu, penting bagi individu, industri, dan pemerintah untuk memberikan prioritas pada peningkatan keterampilan, memastikan adanya tenaga kerja yang berkualifikasi untuk mendorong transisi ini.

Mengadopsi aksi iklim tidak hanya melindungi lingkungan kita, tetapi juga membuka jalan menuju green economy dan penciptaan green jobs, menjadikan bangunan tidak hanya sebagai ruang, tetapi juga kontributor kunci untuk masa depan yang Zero Carbon.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement