Kamis 01 Feb 2024 01:43 WIB

AS-China Luncurkan Kelompok Kerja Antiobat Sintetis Terlarang

Kedua belah pihak menekankan perlunya koordinasi dalam upaya penegakan hukum.

Red: Setyanavidita livicansera
Ilustrasi Narkoba
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Narkoba

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) dan China pada Selasa (30/1/2024) meluncurkan kelompok kerja gabungan anti-narkotika untuk memerangi produksi dan perdagangan global obat-obatan sintetis terlarang, termasuk fentanil.

Langkah itu dilakukan menyusul pertemuan puncak tahun lalu di San Francisco, California, di mana Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping menyetujui kerja sama untuk melawan perdagangan obat-obatan terlarang. Kedua negara berupaya mengurangi aliran bahan kimia prekursor dan mesin pembuat pil yang memicu krisis fentanil.

Baca Juga

"Dengan berupaya menghentikan aliran fentanil, upaya ini diupayakan untuk menyelamatkan nyawa warga di AS dan di seluruh dunia, serta menghentikan korupsi dan kekerasan yang dilakukan oleh para penyelundup narkoba," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Menurut pernyataan tersebut, kedua belah pihak menekankan perlunya koordinasi dalam upaya penegakan hukum, mengatasi penyalahgunaan bahan kimia prekursor, mesin pembuat pil dan peralatan terkait untuk memproduksi obat-obatan terlarang. Selain itu, koordinasi juga dilakukan untuk menargetkan pendanaan gelap jaringan organisasi kriminal transnasional dan untuk terlibat dalam berbagai forum multilateral.

Para delegasi juga mendiskusikan pentingnya berbagi informasi secara teratur untuk memastikan pemahaman bersama mengenai dinamakan ancaman yang ditimbulkan oleh obat-obatan sintetis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement