REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak yang tidak mendapatkan waktu berkualitas bersama orang tua akan sulit mencapai tugas perkembangan sesuai usianya. Ia juga akan kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain.
"Kalau dari kecil merasa kelekatan kurang, dia akan sulit menjalin hubungan dengan orang lain, seperti apa aku harusnya berinteraksi, bagaimana mengutarakan keinginan, itu memengaruhi tugas perkembangan lainnya," kata psikolog pendidikan Orissa Anggita Rinjani dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Orissa mengatakan dampak negatif dari anak yang jarang mendapatkan waktu berkualitas (quality time) bersama orang tua adalah kesejahteraan akan rasa aman dan psikologisnya akan terpengaruh. Secara piramida kebutuhan, ketika kebutuhan dasar sudah terpenuhi, anak juga perlu memiliki rasa aman dan rasa dicintai agar aktualisasi dan kepercayaan diri bisa berkembang.
"Jadi selain memikirkan apa yang harus dia capai di usianya maka kita isi dulu dengan kelekatan dan koneksinya dulu, kalau itu nggak terbangun tugas perkembangannya akan makin sulit, bisa memengaruhi perkembangan sosial, kognitif, kesehatan mental, dan pencapaian akademisnya," kata psikolog ruang konseling di Rumah Dandelion ini.