Rabu 31 Jan 2024 20:06 WIB

Teknologi AI Mulai Diterapkan untuk Belajar Mengaji Alquran

Ngaji.ai membantu masyarakat yang belum lancar mengaji.

Rep: Muhyiddin/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi anak mengaji. Ngaji.ai membantu masyarakat yang belum lancar mengaji.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ilustrasi anak mengaji. Ngaji.ai membantu masyarakat yang belum lancar mengaji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) mulai diterapkan sebagai metode pembelajaran mengaji. Dengan AI, kegiatan belajar mengaji yang umumnya mewajibkan pendampingan guru secara langsung atau tatap muka, kini bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun.

Tak dimungkiri, sebagian orang menganggap bahwa belajar mengaji cukup rumit dan memiliki tantangannya sendiri. Untuk mengaji dengan tepat dan baik, para pemula harus memahami sejumlah hal, mulai dari pengenalan huruf hijaiyah, tanda baca, hingga tajwid. Mereka juga perlu berlatih secara rutin didampingi guru agar bacaan mengaji menjadi lancar.

Baca Juga

Sayangnya, tak semua orang memiliki kesempatan belajar mengaji dengan guru. Karena itu, masih banyak umat Islam di Indonesia yang belum bisa mengaji dengan baik dan benar. Bahkan, fakta yang dikemukakan Ketua Yayasan Indonesia Mengaji, Komjen Pol Syafruddin pada 2021 cukup mengejutkan. Ia menyebut, 65 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam tidak bisa membaca Alquran.

Dalam lingkup yang lebih kecil, data serupa juga ditemukan mantan Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Prof Sutarto Hadi yang kini menjadi Co-founder ngaji.ai—aplikasi belajar mengaji berbasis AI. Ia berkisah, pada 2021, dosen agama pada kampus yang dinaunginya itu mendapati bahwa lebih dari 60 persen mahasiswa baru tak bisa mengaji.