REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI — Orang-orang India mengantre untuk mendapatkan pekerjaan di Israel, saat perang Hamas-Israel masih berkecamuk. Mereka mengklaim, lebih membutuhkan pekerjaan yang penuh risiko itu daripada menderita akibat kelaparan di rumah.
Banyak perusahaan Israel memang kekurangan tenaga karja akibat perang. Serta banyak pemuda pekerja Israel yang ditarik untuk menjadi pasukan tentara menyerang rakyat Palestina di Gaza
Dilansir dari Alarabiya pada Rabu (31/1/2024), Perekrutan bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga kerja di Israel yang diperburuk oleh hampir empat bulan pertempuran melawan militan Palestina di Gaza.
Dari ratusan orang India yang mengantre, hampir semua pria. Banyak dari mereka melamar untuk pekerjaan konstruksi di Israel, dengan upah hingga 18 kali lebih tinggi melebihi ketakutan mereka.
"Jika memang nasib kita untuk mati, kita akan mati di sana, setidaknya anak-anak kita akan mendapatkan sesuatu," kata mekanik sepeda motor Jabbar Singh, di antara kerumunan yang penuh sesak di pusat pelatihan dan situs rekrutmen di Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh. "Ini lebih baik daripada kelaparan di sini." tambahnya.
Tingkat pengangguran perkotaan India, persentase orang yang menginginkan pekerjaan yang tidak dapat menemukan pekerjaan, turun menjadi 5,1 persen pada Juli 2022-Juni 2023, dari 6,6 persen antara bulan yang sama tahun sebelumnya.
Selama periode yang sama, hampir 22 persen tenaga kerja India diklasifikasikan sebagai "kerja biasa", dengan upah bulanan rata-rata remeh 7.899 rupee atau 95 dolar (Rp 1,5 juta), menurut angka pemerintah.
Desainer ubin India Deepak Kumar mengatakan, dia mengikuti berita dan tahu risikonya, tetapi ingin mencari pekerjaan demi anak-anaknya. “Saya akan tersenyum dan mengambil peluru tetapi akan mengambil 150 ribu rupee (1.800 dolar AS),” katanya.
Kedutaan besar India di Tel Aviv mengatakan, ada sekitar 18 ribu warga India di Israel. Kebanyakan dari mereka bekerja merawat para lansia, bebarapa yang lain bekerja m sebagai pedagang berlian dan profesional TI. Beberapa adalah siswa.
Kepala Institut Pelatihan Industri Lucknow, Raj Kumar Yadav, mengatakan mereka memfasilitasi perekrut dari Israel mencari 10 ribu pekerja konstruksi terampil yang bisa mendapatkan sebanyak 1.685 dolar sebulan.
"Mereka akan memberi mereka visa dan membawa orang-orang bersama mereka di pesawat sewaan", katanya, menambahkan bahwa "10 ribu keluarga akan diberi makan dengan baik dan akan tumbuh." Program ini didukung pihak berwenang di kedua negara, katanya, kembali menambahkan.
Baca juga: Ingin Segala Urusan Dipermudah Allah SWT? Baca Doa dari Alquran Berikut Ini
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, mengatakan pada Ahad lalu bahwa ada perjanjian kerja yang sudah lama ada antara negara-negara tersebut.
"Kami sudah memiliki sejumlah besar orang, terutama di sektor pengasuhan di Israel," kata Jaiswal, menambahkan bahwa perjanjian itu membantu memastikan "migrasi yang diatur".
Saat orang-orang itu mengantre di Lucknow, sekitar 4.500 kilometer (2.800 mil) jauhnya, Israel meningkatkan serangannya di kota Khan Yunis di Gaza, dengan gerakan Palestina Hamas mengatakan puluhan tewas dalam pemboman berat dan pertempuran perkotaan.
Sumber: alarabiya